Jakarta, CNN Indonesia --
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi memastikan bahwa salah satu korban yang tewas dalam baku tembak di Pegunungan Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah kemarin adalah pemimpin kelompok Mujahidin Indonesia Timur, Abu Wardah alias Santoso.
"Iya, sudah pasti Santoso," kata Rudy saat dikonfirmasi
CNNIndonesia.com pada Selasa (19/7).
Sedangkan satu korban tewas lainnya adalah Basri.
Kepastian itu didapatkan dari foto kedua jenazah yang telah diidentifikasi oleh rekan-rekannya.
Menurut Rudy, dengan tewasnya dua pentolan utama di jaringan Mujahidin Indonesia Timur itu membuat jaringan ini diperkirakan tinggal 19 orang.
"Kita kejar sisanya," kata dia.
Rudy menyatakan, Basri merupakan sosok berbahaya, sama seperti Santoso. Dia adalah narapidana kasus terorisme yang sudah di vonis 19 tahun penjara pada 2007, kemudian terkait serangkaian pidana di Poso termasuk penembakan terhadap Pendeta Susianti Tinulele pada Juli 2004 di Gereja Efata, Palu, serta mutilasi terhadap tiga siswi di Poso pada Oktober 2005.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Ampana, Sulawesi Tengah pada 2013 lalu dan belakangan diketahui bergabung dengan Santoso.
Dengan tertembaknya Santoso dan Basri ini maka kelompok ini kini diperkirakan tinggal menyisakan Ali Kalora sebagai pemimpin.
Baku tembak antara Satgas Tinombala dengan kelompok teroris Santoso terjadi di Pegunungan Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, sekitar pukul 17.00 WITA. Dua orang dari kelompok Santoso tewas tertembak. (rel)