Jakarta, CNN Indonesia -- Kantor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan mendapat ancaman bom.
Kepolisian Sektor Gambir, Jakarta Pusat pun mengerahkan satu unit pasukan anti teror Gegana Polda Metro Jaya. Sebanyak delapan personil bakal menyisir lingkungan Balai Kota.
"Dari informasi pengamanan dalam bahwa ada ancaman bom di Balai Kota. Dari Gegana akan antisipasi dan sterilisasi, semoga ancaman itu tidak benar, sekalipun iya, kami sudah siap," kata Kepala Polsek Gambir Ajun Komisaris Besar Ida Ketut GKR saat bersiap melakukan sterilisasi di Balai Kota, Jakarta, Rabu (20/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ancaman bom tersebut diterima oleh Petugas Keamanan Dalam (Pamdal) Balai Kota via telepon pada pukul 09.15 WIB.
Ida Ketut mengatakan para intel sudah menyelidiki mobilisasi masyarakat yang keluar masuk di Balai Kota. Jika masih belum dirasa aman, kata Ida Ketut, penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan.
Ida Ketut belum dapat memastikan bahwa ancaman bom ini berhubungan dengan kematian salah satu teroris Santoso alias Abu Wardah di Poso, Sulawesi Tengah. Dia mengatakan sudah berkoordinasi dengan Istana Wakil Presiden yang posisinya bersebelahan dengan Balai Kota.
Sementara itu, Ahok mengatakan keamanan di Balai Kota sudah ditingkatkan sejak kemarin dengan hadirnya TNI. Ahok mengaku dia tak meminta pengamanan khusus untuk menjaga kantornya tersebut.
"Enggak ah, kalo urusan keamanan mah aku cuek saja mau nyelonong-nyelonong," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Selasa (20/7).
Adapun saat dikonfirmasi ke Kepala Biro Umum DKI Jakarta Agustino Dharmawan mengatakan ia dipanggil Ahok agar pengamanan di Balai Kota justru diperketat.
"Iya, kami minta tambahan dari Polda Metro Jaya. Minta tambahan personel untuk mengamankan Balai Kota," tutur Agustino.
(rel)