BNPT Fokus Upaya Deradikalisasi Teroris

Abraham Utama | CNN Indonesia
Rabu, 20 Jul 2016 13:32 WIB
Untuk memenuhi target deradikalisasi, BNPT akan melibatkan berbagai organisasi masyarakat di bidang keagamaan dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat lain.
Petugas Densus 88 saat berjaga di kawasan Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis, 14 Januari 2016 lalu. Di bawah kepemimpinan Suhardi Alius, BNPT akan fokus pada upaya deradikalisasi. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Deradikalisasi teroris menjadi pekerjaan yang akan diutamakan oleh Komisaris Jenderal Suhardi Alius pada awal masa kepemimpinannya sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Presiden Joko Widodo melantik Suhardi menjadi orang nomor satu di BNPT, Rabu (20/7) pagi tadi.

Deradikalisasi lebih mengedepankan tindakan persuasif ketimbang tindakan represif. Namun, Suhardi Alius berkata, deradikalisasi tidak berarti meniadakan penindakan terhadap para pelaku teror.

“Bagaimanapun juga, tidak mudah mengubah mindset. Konsep persuasif kami terapkan, tapi kami tetap keras untuk penindakan,” ujarnya di Istana Kepresidanan, Jakarta, usai pelantikan.
Untuk memenuhi target deradikalisasi, BNPT akan melibatkan berbagai organisasi masyarakat di bidang keagamaan dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat lain. Menurut mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini, pemuka agama dapat berperan efektif dalam upaya deradikalisasi teroris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Tidak mungkin kami bicara masalah agama, yang pantas bicara itu pemuka agama. Itu yang akan kami tonjolkan, mengajak masyarakat berpikir secara jernih,” tuturnya.

Suhardi juga menyatakan akan melanjutkan kinerja Tito Karnavian, Kepala BNPT sebelumnya yang kini menjabat sebagai Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri).

“Saya akan back up apa yang selama ini Pak Tito jalankan untuk meningkatkan daya tangkal terhadap teror,” ujar Suhardi.
Setelah pelantikan pagi tadi, Jokowi memanggil dan memberikan pengarahan secara khusus kepada Suhardi. Setelah pengarahan itu, Suhadi mengungkapkan bahwa Jokowi memintanya untuk tidak melihat terorisme hanya dalam lingkup lokal, tapi juga dalam lingkup global.

Jokowi, kata Suhardi, memerintahkannya membuat program strategis menanggulangi terorisme. Ia menjelaskan, rancangan program itu harus didasarkan pada kemajemukan dan kebangsaan. (wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER