Jelang Pilkada, Djarot Ingin Puasa Bicara Agar Fokus Bekerja

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Selasa, 02 Agu 2016 14:04 WIB
Menurut Djarot puasa bicara menjadi semacam minggu tenang atau bulan tenang dengan semakin dekatnya Pilkada DKI Jakarta.
Jelang Pilkada DJarot berharap bisa puasa bicara agar fokus melayani warga ibu kota. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Djarot Syaiful Hidayat berharap, dengan semakin dekatnya Pilkada DKI Jakarta, semua pihak untuk menahan diri untuk membuat kegaduhan. Salah satu caranya dengan puasa bicara agar tak menimbulkan polemik.

"Perlu sedikit puasa bicara lah. Anggap saja minggu tenang bulan tenang," kata Djarot di Balai Kota, Jakarta, Selasa (2/8).

Djarot menyatakan hal ini terkait dengan tersinggungnya pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Surabaya atas ucapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama soal Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski tak secara khusus menyebut nama, menurut Djarot, puasa bicara penting agar tugas melayani warga dengan baik tetap terfokus.

Ketika ditanya lebih lanjut, untuk siapa saran tersebut diberikan, Djarot menjawab untuk dirinya sendiri, bukan untuk Ahok, sapaan Basuki, maupun untuk PDI Perjuangan Surabaya.

"Saran untuk saya," ujarnya sambil tertawa.

Sebelumnya, Ahok melontarkan pendapatnya terkait dukungan kepada Risma untuk jadi calon Gubernur DKI Jakarta.

Ahok menyatakan, Risma pernah berkata bahwa kepala daerah dari Surabaya bisa saja menjadi Presiden seperti Wali Kota Solo (Joko Widodo). Menurut Ahok, saat itu Risma membandingkan dua kota tersebut dan menyatakan bahwa Surabaya lebih besar dari Solo.

Jika Risma maju, maka menurut Ahok yang diuntungkan adalah warga Jakarta yang akan punya banyak pilihan. Ucapan Ahok ini dibantah oleh DPC PDI Perjuangan.

Nama Risma disebut sebagai calon kuat dari partai berlambang banteng ini untuk maju dalam Pikada DKI Jakarta. Padahal sudah berulang kali Risma menyatakan tak berminat bersaing di ibu kota.

Sementara itu, Ahok mengaku bahwa dia memberikan keterangan yang salah terkait ucapan Risma itu. "Kan aku sudah ngomong, cek dong. Mungkin aku salah, kalau salah ya sorry," kata Ahok.

Ahok saat ini berstatus sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta. Tiga partai politik, Golkar, Hanura dan NasDem, telah menyatakan akan mengusungnya. Perolehan kursi DPRD tiga parpol tersebut, mencukupi untuk mengusung Ahok untuk jadi orang nomor satu di Jakarta kembali.

Sedangkan PDI Perjuangan sebagai pemegang kursi mayoritas di DPRD belum juga menyebut nama bakal calon yang akan diusung. Padahal jumlah kursi mereka cukup untuk mengusung pasangan calon sendiri tanpa harus berkoalisi.

Sejumlah nama menjadi pilihan PDI Perjuangan, termasuk Risma yang berasal dari internal partai. Nama Ahok juga jadi salah satu pilihan PDI Perjuangan sebagai tokoh yang namanya mengemuka di masyarakat. PDI Perjuangan juga telah menggelar seleksi calon dari tokoh-tokoh luar partai. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER