Ahli Forensik: Lambung Mirna Menghitam Akibat Zat Korosif

CNN Indonesia
Rabu, 03 Agu 2016 14:03 WIB
Bibir bagian dalam Mirna juga berwarna kehitaman. Namun tim dokter menampik perubahan warna terjadi karena jenazah Mirna sudah diawetkan.
Terdakwa Jessica Kumala Wongso saat menghadiri sidang lanjutan kasus dugaan pembunuhan Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemeriksaan tim dokter forensik RS Polri Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur menunjukkan perubahan warna lambung Wayan Mirna Salihin yang diduga akibat zat korosif. 

Pemeriksaan lambung itu dilakukan oleh tim dokter forensik tiga hari setelah peristiwa terbunuhnya Mirna pada 6 Januari lalu.

Ahli forensik RS Polri Soekanto Slamet Purnomo mengungkapkan hal itu saat menjadi saksi ahli dalam sidang kasus kopi beracun dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (3/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami lihat dari daerah luar terlihat bercak warna hitam. Harusnya lambung itu warna putih susu, tapi ini kehitaman terutama di bagian bawah," ujar Slamet saat memberikan keterangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (3/8).
Slamet mengungkapkan pemeriksaan dilakukan dengan mengambil sebagian dari isi lambung untuk pemeriksaan patologi anatomi atau kelainan dari tubuh.

Selain sampel lambung, tim dokter juga menyerahkan sampel hati, urin, dan empedu Mirna kepada penyidik. Namun pada pemeriksaan saat itu, Slamet belum bisa memastikan jenis zat korosif yang menyebabkan Mirna meninggal.

"Pada waktu itu kami belum bisa menyebutkan zat korosif ini apa. Bisa karena asam atau basa yang kuat," katanya.
Selain di dalam lambung, Slamet mengungkapkan, bibir bagian dalam Mirna juga berwarna kehitaman. Walaupun demikian, sambungnya, dia menolak perubahan warna itu terjadi karena jenazah Mirna yang sudah diawetkan. Dia menegaskan bahan yang digunakan untuk mengawetkan jenazah Mirna justru membuat penyerapan zat korosif itu berhenti.

Sianida dalam Hitungan Detik

Slamet memastikan bahwa racun sianida di kopi Mirna langsung bekerja dalam hitungan detik. Sesuai teori, racun sianida akan langsung bereaksi antara satu hingga lima detik.

"Sianida menyebabkan oksigen dalam darah tidak bisa lagi diserap organ dalam tubuh, terutama otak. Ini yang menyebabkan korban mengalami simpul (saraf) dalam otaknya tidak teratur sehingga membuat sesak napas hingga kejang," tuturnya.

Hal ini diperkuat dengan hasil pemeriksaan laboratorium toksikologi dan pemeriksaan CCTV yang menunjukkan adanya kesesuaian zat korosif dengan racun sianida.
Slamet kemudian menyebutkan sejumlah gejala yang terdeteksi dari perilaku Mirna akibat racun sianida.

Pertama, kata Slamet, orang yang keracunan sianida awalnya sehat namun tiba-tiba sakit atau meninggal. Hal ini terlihat dari kondisi Mirna yang sehat sebelum meminum Vietnamese Ice Coffee (VIC).

Kedua, adanya riwayat kontak dengan benda yang menyebabkan korban meninggal. Proses ini dapat diketahui ketika Mirna meminum VIC yang dipesan Jessica.

Ketiga, lanjut Slamet, ada gejala yang sesuai dengan racun yang diminum korban. Gejala itu ditunjukkan dari reaksi Mirna yang merasa kepanasan di dalam mulut, rasa sakit yang hebat, kejang-kejang hingga tak sadarkan diri.

Reaksi tersebut berbeda dengan reaksi korban apabila menerima jenis racun yang berbeda. "Kalau racun arsenik tidak seperti itu, korban akan muntah karena rasa sakit dalam perut. Baru racun itu masuk saraf hingga mengalami kelumpuhan dan meninggal," ucap Slamet.

Sementara kasus keracunan sianida menyerang hampir seluruh organ penting dalam tubuh hingga korban akan mengalami kekurangan oksigen.
Gejala keempat adalah ditemukannya racun atau bahan di lokasi kejadian yang sesuai dengan reaksi di tubuh korban. Sedangkan gejala terakhir adalah ditemukannya zat racun tersebut dalam tubuh korban, yang seharusnya tidak ada.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER