Pengacara Jessica Cecar Saksi Dokter Forensik

CNN Indonesia
Rabu, 03 Agu 2016 14:29 WIB
Kuasa hukum Jessica Wongso, Otto Hasibuan, mencecar dokter forensik terkait tidak dilakukannya autopsi pada jenazah Mirna.
Kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, Otto Hasibuan menyatakan seharusnya dokter tak hanya memeriksa bagian lambung Mirna. (REUTERS/Iqro Rinaldi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, Otto Hasibuan mencecar Slamet Purnomo, dokter forensik yang menjadi saksi ahli dalam sidang kasus kopi beracun di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Otto tak puas karena tim dokter forensik tidak melakukan autopsi terhadap jenazah Mirna.

Perdebatan dengan Slamet dimulai saat Otto menanyakan dosis racun sianida yang masuk ke dalam tubuh Mirna. Dari keterangan ahli toksikologi disebutkan bahwa dosis racun sianida yang mematikan adalah 2,5 miligram. Sementara dosis yang masuk ke tubuh Mirna adalah 0,2 miligram.

"Harusnya enggak mati, kan?" tanya Otto.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya, enggak. Tapi Anda harus mengerti, jenazah Mirna diperiksa tiga hari setelah kejadian sehingga cairan itu sudah terserap di tubuh Mirna," jawab Slamet.

"Berarti enggak bisa, kan?" tanya Otto lagi.

"Ya, enggak," ucap Slamet.
Otto tak puas mendengar jawaban Slamet. Dia kembali mencecar Slamet terkait prosedur autopsi yang dilakukan tim dokter pada jenazah Mirna.

Otto berpendapat, seharusnya dokter tak hanya memeriksa bagian lambung Mirna.

"Anda memangnya periksa jantung Mirna? Untuk autopsi harusnya semua diperiksa. Sebab bisa jadi korban meninggal karena kerusakan jantung," tanya Otto.

"Saya tidak periksa jantungnya. Lagipula, yang kami lakukan bukan autopsi, hanya pengambilan sampel lambung. Tapi jantung mungkin juga mengalami kerusakan karena efek sianida," tutur Slamet.
Slamet mengakui bahwa dalam standar pemeriksaan, tim dokter seharusnya melakukan autopsi. Untuk kasus Mirna, kata Slamet, autopsi tidak dilakukan karena permintaan penyidik dan kondisi saat itu yang tidak memungkinkan.

"Berarti Anda tidak periksa jantungnya kan?" cecar Otto.

"Tidak," jawab Slamet yakin.

"Lalu bagaimana Anda bisa bilang matinya karena racun?" kata Otto.

"Karena paling mudah pemeriksaan racun adalah dari lambung. Kasus keracunan sianida juga menyerang hampir seluruh organ tubuh. Kami periksa jantung korban yang juga mengalami kelainan karena kekurangan oksigen," jelas Slamet.

"Tapi Anda tidak periksa jantungnya," Otto tetap berkukuh dengan pernyataannya.

"Bapak tidak mengerti cara kerja dokter. Saya sudah jelaskan, tapi bapak masih terus tanya," balas Slamet yang disambut tepuk tangan peserta persidangan.
Otto kemudian kembali mencecar Slamet dengan menyebutkan asal racun sianida yang kemungkinan berasal dari dalam tubuh. Namun Slamet dengan cepat membantahnya.

"Racun itu pasti dari luar. Tidak mungkin dimasukkan dari tubuh. Dari CCTV juga terlihat korban minum sesuatu," tandas Slamet.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER