Jakarta, CNN Indonesia -- Lima dari enam orang terduga teroris yang ditangkap di Kota Batam, Kepulauan Riau adalah pekerja pabrik. Sementara satu orang merupakan karyawan bank.
Menurut Kapolda Kepulauan Riau Brigadir Jenderal Sam Budigusdian, meski bekerja di Batam, mereka berasal dari berbagai daerah di luar Batam.
"Rata-rata mereka pekerja pabrik di Kota Batam. Hanya satu yang pegawai bank. Ini pengembangan dari teror-teror sebelumnya, bukan di Batam," kata Sam di Batam, Jumat (5/8) seperti diberitakan Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka ditangkap Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror di sejumlah tempat. Menurut Sam, mereka sudah diintai petugas selama satu tahun terakhir.
Enam orang yang diamankan tersebut adalah GR (31), TS (46), ES (35), Tmz (21), HGY (20), MTS (19). GR dalam kelompok ini merupakan pemimpin.
Sam mengatakan, penggerebekan tersebut sudah dilakukan sejak Jumat sekitar pukul 05.00 WIB.
Saat ini pengembangan masih dilakukan untuk mengungkap jaringan di Batam ini. "Biarkan dulu anggota bekerja untuk mengungkap jaringan-jaringan ini. Biasanya butuh waktu tujuh hari," kata Sam.
Sebelumnya Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, para terduga teroris ini ditangkap di lima tempat di Batam.
Mereka berasal dari kelompok Khatibah Gigih Rahmat. Kelompok ini ditengarai terlibat dengan beberapa rencana aksi teror. Misalnya menampung dua orang orang kelompok etnis Muslim-Turkic di Xinjiang, China (Uighur) di Batam, yakni Doni yang sudah dideportasi dan Ali yang tertangkap di Bekasi saat malam Natal 2015 bersama Abus Mus'ab.
Kelompok ini menurut Boy juga pernah merencanakan peluncuran roket dari Batam dengan tujuan Marina Bay, Singapura.
Khatibah Gigih Rahmat, kata Boy, juga berperan memberangkatkan warga negara Indonesia ke Suriah melalui Turki. "Mereka pun menjadi penerima dan penyalur dana untuk kegiatan radikalisme yang bersumber dari Bahrun Naim," ujar Boy.
(sur)