Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat pendidikan Arief Rachman menyatakan, setuju atas gagasan sekolah sepanjang hari (
full day school) yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Gagasan itu dianggap membawa sejumlah nilai positif, dengan catatan manajemen harus baik dengan indikator keberhasilan yang jelas.
Sejumlah nilai positif yang dimaksud Arief yaitu siswa betah di sekolah karena merasa mendapat pelajaran bermutu; guru memiliki banyak waktu untuk melakukan observasi perilaku, spiritual, intelektual, emosional, jasmani, dan sosial siswa; faasilitas tidak mubazir.
“Selain itu, anak juga punya banyak waktu untuk bergaul dengan teman sebaya. Perlu diketahui, kepribadian anak itu muncul bukan hanya dari pelajaran sekolah, tetapi juga dari pergaulan sosial mereka,” ujar Arief ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (8/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nilai positif lainnya, lanjut Arief, jumlah guru yang mengajar di beberapa tempat sekaligus, pasti akan berkurang. Hal ini dianggap penting karena guru yang mengajar di lebih dari satu sekolah tidak akan maksimal menjadi pengajar yang diharapkan peserta didik.
Sementara itu, Arief juga memiliki sejumlah indikator keberhasilan dalam penerapan
full day school. Indikator tersebut adalah anak menjadi semakin dekat dengan Tuhan; kepribadian anak menjadi lebih matang seperti optimisme dan daya juang yang tinggi; anak menjadi atau semakin senang belajar; dan rasa nasionalisme bertambah.
“Anak-anak juga belajar menjadi
global citizenship. Mereka memiliki kepedulian tinggi terhadap situasi global, bukan hanya untuk Indonesia atau Jakarta,” ujarnya.
Arief juga mendukung upaya Mendikbud memperkuat gagasan ini dengan menerbitkan peraturan menteri. Setelah permen terbit, pelatihan dan pengawasan harus menjadi dua isu yang menjadi perhatian penuh pemerintah.
Pelatihan, ujar Arief, harus dilakukan terhadap sekolah dan guru yang belum terbiasa menerapkan
full day school. Sekolah dan guru pun perlu diberi waktu untuk menjalani masa transisi selama minimal enam bulan sebelum gagasan full day school dapat diterapkan.
“Gagasan ini juga harus disetujui oleh semua pihak. Karena jika tidak, ini menjadi gagasan yang tidak memiliki kekuatan sosial,” katanya.
Full day school dalam paradigma Arief yaitu siswa mulai bersekolah pukul 07.00-15.30 WIB. Namun jam sekolah tersebut sangat fleksibel bergantung kebutuhan dan manajemen masing-masing sekolah.
Menteri Muhadjir Effendy sebelumnya menyampaikan gagasan
full day school untuk pendidikan dasar yaitu SD dan SMP untuk sekolah negeri dan swasta. Gagasan ini diajukan agar anak memiliki kegiatan di sekolah dibanding berada sendirian di rumah ketika orang tua masih bekerja.
"Dengan sistem
full day school ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi 'liar' di luar sekolah ketika orang tua mereka masih belum pulang dari kerja," kata Muhadjir di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu (7/8).
Menurut Muhadjir, menambah waktu anak di sekolah membuat siswa bisa menyelesaikan tugas dan mengaji hingga dijemput orang tua usai jam kerja.
(rdk)