Soal Terorisme, Wiranto Minta Waspadai 'Lone Wolves'

Wishnugroho Akbar | CNN Indonesia
Rabu, 10 Agu 2016 11:31 WIB
Berbeda dengan aksi terorisme konvensional, teroris individual dalam aksinya tidak menggunakan bahan peledak atau senjata api.
Menko Polhukam Wiranto meminta negara-negara untuk waspadai 'lone wolves'. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Teroris individual atau yang dikenal dengan istilah lone wolves merupakan tantangan sekaligus bentuk ancaman baru dalam agenda perang melawan terorisme. Hal itu disampaikan oleh pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto saat membuka Pertemuan Internasional Penanggulangan Terorisme (IMCT) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (10/8) pagi. 

Teroris individual yang tengah mendapat sorotan saat ini adalah mereka, individu yang sebelumnya bergabung dalam ISIS. Wiranto mengajak negara-negara yang tergabung dalam IMCT untuk bekerjasama menghadapi fenomena lone wolves ini. 

"Kembalinya pejuang ISIS ke negaranya masing-masing menciptakan fenomena baru yang dikenal lone wolves. Fenomena ini tantangan baru yang perlu kita antisipasi," ujar Wiranto seperti dilansir dari Antara. 
Menurut dia, beberapa di antara lone wolves tersebut merupakan veteran Suriah dan Irak, beberapa lainnya direkrut oleh ISIS. Sementara yang lainnya, kata Wiranto, menjadi radikal setelah didoktrin melalui media sosial oleh kelompok ekstrimis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan aksi terorisme konvensional, teroris individual dalam aksinya tidak menggunakan bahan peledak atau senjata api. 

Salah satu contoh aksi teroris individual adalah serangan mematikan menggunakan truk yang sengaja ditabrakkan ke kerumunan orang di Nice, Perancis, awal Juli lalu. Peristiwa tersebut menewaskan sekitar 85 orang.

"Hal tersebut memerlukan perhatian serius dan membutuhkan kerja sama lanjutan," Wiranto menuturkan.
Pertemuan IMCT yang dibuka hari ini akan dibagi dalam dua sesi yakni sesi para menteri yang membahas tema penanggulangan terorisme lintas negara serta sesi diskusi yang membahas isu deradikalisasi dan pejuang teroris asing.

Pertemuan tersebut dihadiri 20 negara di antaranya Australia, Amerika Serikat, Belgia, Belanda, Prancis, Rusia, Tiongkok, Selandia Baru, Turki, India, Filipina, Inggris, Malaysia, Pakistan dan Kanada.

Tiga organisasi internasional yakni ASEAN, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Interpol juga turut hadir dalam pertemuan tersebut. 

Pertemuan IMCT diharapkan menghasilkan pernyataan bersama sebagai penguatan kerja sama internasional terkait penanggulangan terorisme. (wis/asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER