Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya mengefektifkan implementasi rekruitmen tenaga pendidik untuk program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T).
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Pendidik Kemdikbud Sumarna Surapranata mengatakan, SM-3T digagas untuk memeratakan mutu pendidikan. Kondisi daerah perbatasan yang serba terbatas mengharuskan rekrutmen pendidik digelar secara ketat.
"Guru di sana harus yang benar-benar mengetahui situasi dan kondisi di daerah tersebut," ujar Sumarna di Jakarta, Kamis (25/8).
Program SM-3T ditujukan untuk para sarjana pendidikan yang belum bertugas sebagai guru, baik sebagai pegawai negeri sipil maupun guru tetap yayasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap tahun, Kemdikbud menjaring sekitar 3000 calon guru pada Program SM-3T. Mereka nantinya akan ditempatkan di 56 kabupaten daerah yang masuk kategori 3T.
Sumarna mengatakan, Program SM-3T memiliki beberapa tahapan seleksi, antara lain seleksi administrasi, tes akademis, dan wawancara. Peserta yang lolos akan bertugas selama setahun.
Dalam pelaksanaannya, Program SM-3T melibatkan 12 universitas, Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Badan Intelijen Negara, serta Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
Sumarna menuturkan, calon guru SM-3T khusus pendidikan avokasi atau SMK belum mencukupi jumlahnya. Ini merupakan pekerjaan rumah untuk mengefektifkan program tersebut.
"Ke depannya kami akan fokus pada pemenuhan tenaga pendidik vokasi atau SMK," katanya.