Ahok Senang Elektabilitasnya Rendah Versi Survei

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Jumat, 16 Sep 2016 14:43 WIB
Ahok tak ingin dianggap terlalu kuat sehingga membuat calon lawan tak berani mendaftar dalam Pilkada DKI Jakarta.
Ahok tak mempermasalahkan elektabilitasnya yang rendah versih lembaga survei. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku tak masalah pada hasil survei menyebut tingkat keterpilihannya rendah. Hal ini menurutnya justru bagus sehingga bisa merangsang tokoh lain untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta.

Ahok mengatakan, dirinya tak mau dianggap terlalu kuat melalui hasil jajak pendapat lembaga survei.

"Kalau pengamat bilang rendah, berarti mendorong orang yang berani maju. Bagus dong. Kalau gue terlalu kuat, enggak berani maju semua nanti," kata Gubernur DKI Jakarta ini di Balai Kota, Jakarta, Jumat (16/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan elektabilitasnya yang disebut menurun, menurutnya, calon lawan akan berfikir bahwa dia akan bisa dikalahkan. Tapi jika elektabilitasnya selalu disebut tinggi, ia khawatir tak ada yang berani melawannya.

Namun Ahok mewanti-wanti, siapapun lawannya nanti agar bisa menyampaikan program jika nanti terpilih. Ia menyayangkan slogan-slogan calon lawannya saat ini yang terkesan "asal bukan Ahok" tanpa menyampaikan rencana program kerja. "Kasihan orang Jakarta," katanya.

Dalam survei yang dirilis Poltracking kemarin, Ahok jika dipasangkan dengan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Heru Budi Hartono, maka dia berpotensi kalah di Pilkada 2017.

Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda mengungkapkan kekalahan itu terjadi seandainya pasangan yang menjadi lawannya adalah Tri Rismaharini dan Sandiaga Uno.

Dalam survei diperlihatkan, pasangan Ahok-Heru "hanya" mendapatkan 36,92 persen dukungan masyarakat. Angka itu kalah tipis dari pasangan Risma-Sandiaga yang ada di angka 38,21 persen.

Melihat hasil survei itu, Hanta Yuda mengatakan posisi Ahok selaku petahana relatif lemah. Apalagi, elektabilitas Ahok dianggap tidak terlalu tinggi dengan statusnya selaku petahana. Survei Poltracking itu menggunakan margin error di angka empat persen.

Sementara tergambar dari jajak pendapat Populis Center yang dipublikasikan akhir bulan lalu, pemilih dengan referensi partai berbasis massa Islam lebih cenderung mendukung Risma untuk jadi Gubernur DKI Jakarta ketimbang Ahok. Sementara pemilih dengan referensi partai lain menjatuhkan pilihannya pada Ahok.

Ahok sendiri sudah memastikan bakal maju dalam Pikada di ibu kota. Ia akan mendaftar pada hari pertama pendaftaran yakni tanggal 21 September. Pada hari yang sama itu pula Ahok akan mengumumkan calon wakilnya.

Sejumlah nama disebut bakal mendampingi Ahok sebagai calon wakil gubernur. Ahok saat akan mau melalui jalur independen menjatuhkan pilihan pada Heru Budi Hartono. Namun saat ini Ahok akan maju dengan disokong tiga partai politik yakni Golkar, Hanura dan NasDem.

Ahok juga membuka kemungkinan bahwa PDI Perjuangan juga akan bergabung. Jika PDIP mau ikut mendukungnya, maka ia mengaku siap menggandeng Djarot Syaiful Hidayat, kader PDIP yang kini jadi Wakil Gubernur Jakarta. (sur/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER