Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyatakan, situasi keamanan di Papua menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) 2017 terbilang kondusif. Meski menurutnya, situasi di sana sempat memanas.
"Saat ini sudah cukup kondusif, walaupun cukup memanas tapi tidak sampai menuju ke suatu konflik horizontal yang menghawatirkan. Kita bersyukur tidak sampai ke situ," kata Wiranto saat ditemui di kantornya di Jakarta, Senin (19/9).
Wiranto menerima laporan situasi terkini di Papua dari Gubernur Lukas Enembe. Lukas mengikuti rapat koordinasi dengan Wiranto untuk merespons hasil Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) yang diterbitkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), kemarin.
Papua merupakan salah satu provinsi yang masuk dalam tiga daerah paling rawan dalam pilkada serentak 2017. Selain Papua, provinsi lain yang dianggap rawan yaitu Nanggroe Aceh Darussalam dan Banten.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara ini, dari hasil laporan Gubernur Papua keadaan cukup kondusif, sehingga IKP di sana juga bisa turun," ujar Wiranto.
Dalam pertemuan itu, kata Wiranto, dirinya meminta Lukas tidak perlu cemas menanggapi hasil IKP. Indeks itu harus dianggap sebagai peringatan agar pemerintah lebih waspada dan menurunkan tingkat kerawanan di Papua.
"Kalau IKP tinggi itu jangan khawatir, itu bukan soal baik-buruk, itu kan semuanya dinilai," katanya.
Menurut Wiranto, Gubernur Papua telah melakukan langkah-langkah tertentu untuk menurunkan indeks kerawanan tersebut. Da meminta Lukas agar tetap memantau situasi di lapangan.
Wiranto menjelaskan, langkah tersebut terintegrasi dengan tugas aparat keamanan, baik kepolisian dan TNI. Koordinasi itu dilakukan bukan hanya untuk menyikapi persoalan saat Pilkada berlangsung, tetapi juga dilakukan saat menjelang pemilihan, termasuk pencalonan.
"Diharapkan semua aparat keamanan siap di tempat, kemudian kondisi masyarakat tidak ada yang mempermasalahkan pencalonan sehingga semua fokus pada apa yang, katakanlah pemungutan suara dalam TPS," katanya.
Opini Miring Soal PapuaSementara itu, Wiranto juga mengeluhkan sejumlah pihak yang menyuarakan ketimpangan dan ketidakadilan yang dialami masyarakat Papua. Opini itu disuarakan di luar negeri.
"Memang ada satu opini keliru yang didesas-desuskan oleh pihak tertentu di luar negeri mengenai kondisi Papua yang sebenarnya sangat berbeda dengan kenyataan," kata Wiranto.
Menurutnya, opini miring itu bertolak belakang dengan kondisi yang sebenarnya di Papua. Sebab saat ini pemerintah tengah menggencarkan pembangunan di bumi Cendrawasih.
Mantan Panglima ABRI itu mengatakan, pemerintah fokus pada pembangunan infrastruktur agar Papua segera bisa menyusul ketertinggalan dengan daerah lain di Indonesia. Dia mengklaim upaya yang komprehensif dan agresif di sana telah dirasakan oleh masyarakat Papua.
"Tetapi di luar sana masih digaungkan ketidakadilan, ketimpangan. Ada pemikiran bahwa yang menyuarakan opini keliru itu masyarakat Papua sendiri," ujarnya.
Dalam pertemuan dengan Lukas, Wiranto mengatakan, Lukas menyarankan agar masyarakat dan tokoh Papua melakukan opini balik untuk melawan opini miring tersebut.
"Gubernur menyarankan ada baiknya kalau kami-kami ini (masyarakat Papua) diberi kekuatan untuk mengkonter opini itu. Itu lebih baik," kata Wiranto.
(wis/rdk)