Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Vidhyandika D. Perkasa menilai, belum ada calon yang mampu menyaingi elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Nama-nama yang disebut-sebut saat ini belum ada yang mampu menyaingi (elektabilitas) Ahok," kata Vidhyandika saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (22/9).
Nama yang santer beredar di publik adalah Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra, mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vidhyandika menjelaskan, Sandiaga hanya dikenal sebagai pengusaha. Ia belum terbukti memiliki pengalaman birokrasi mengatur pemerintahan. Cara Sandiaga mendekatkan diri ke masyarakat pun terlambat.
"Baru-baru ini Sandiaga turun ke masyarakat. Seharusnya, dia melakukan itu dari beberapa tahun lalu agar terlihat kemampuannya," katanya.
Kemudian, sosok Rizal terlalu banyak berpolemik, sedangkan Yusril prestasinya dipertanyakan karena sering loncat-loncal kementerian. Kedua sosok ini menurut Vidhyandika memiliki ambisi besar namun tidak menunjukan prestasi nyata.
"Hanya sosok Anies yang punya peluang menyaingi Ahok karena punya pengalaman birokrasi, akademisi, dinilai publik," ujarnya.
Menurut Vidhyandika, calon yang bisa menyaingi Ahok harus berasal dari kementerian, bupati, gubernur, atau jabatan birokrasi lainnya. Pengalaman birokrasi menjadi syarat penting calon kepala daerah.
"Contoh yang bisa menyaingi Ahok itu Risma karena output kebijakan yang dikeluarkan terlihat dan dinilai masyarakat. Dia punya kesan di masyarakat, dan ada prestasi dari kebijakan dibuat," katanya.
Untuk itu, partai-partai yang akan mengusung pasangan calon di Pilkada DKI harus mencari sosok yang tepat agar keberadaan mereka tidak hanya sekedar memeriahkan gegap gempita pesta demokrasi di Jakarta.
"Calonnya harus memiliki variabel yang bisa dinilai masyarakat, seperti sosok Risma," katanya.
Saat disinggung mengenai munculnya nama anak Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, menurut Vidhyandika, hanya sekedar untuk meramaikan isu calon saja.
Menurut Vidhyandika, Agus belum memiliki rekam jejak dalam dunia birokrasi. Kinerjanya belum teruji oleh publik. Masyarakat Indonesia mengenal Agus hanya sebagai anak Susilo Bambang Yudhoyono.
"Saya pikir (Muncul nama Agus) hanya untuk ramai-ramai saja. Tidak bisa asal comot karena beresiko. Karir militer dia memang bagus, tapi gubernur butuh lebih dari itu, yaitu kecakapan, dan kemampuan di bidang birokrasi," katanya.
(rel/abm)