Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Golkar mengaku elektabilitas mereka naik setelah mengumumkan dukungan pada pemerintahan saat ini. Apalagi sejak mereka menyatakan akan mendukung Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019.
Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham mengatakan, elektabilitas partainya naik hingga 9 persen sejak penyelenggaraan musyawarah nasional luar biasa. Sebelumnya elektabilitas Golkar hanya 7 persen saat dilanda konflik dualisme kepemimpinan. Saat ini sudah naik menjadi 16 persen.
Namun bukan hanya Golkar yang diuntungkan, Jokowi juga menurut Idrus, elektabilitasnya naik.
"Kami mendukung Jokowi, elektabilitas partai naik dan elektabilitas Jokowi menguat," kata Idrus dalam acara Pertemuan Nasional I Legislatif dan Eksekutif Golkar, Jakarta, Selasa (27/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penetapan Jokowi sebagai calon presiden di Pemilu 2019 oleh Golkar diklaim Idrus merupakan terobosan politik. Menurutnya, hal itu wajar dilakukan karena berdasarkan sejarah tak ada calon petahana yang kalah pada Pemilu periode kedua.
Ia mencontohkan, pada Pemilu 2009 Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono terbukti mampu kembali terpilih mengalahkan capres lain. Padahal, kala itu banyak
capres yang maju dalam Pemilu Presiden.
"Megawati tidak menang di Pemilu 2004 karena itu pemilihan langsung dan sebelumnya ia dengan Gus Dur terpilih di MPR. Jadi hampir pasti incumbent itu kalau stabil kondisi politik dan ekonominya pasti terpilih kembali," ujarnya.
Golkar juga disebut memiliki doktrin sebagai partai pemerintah. Karena itu partai tersebut memutuskan untuk mendukung pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla secara resmi sejak resmi dipimpin oleh Setya Novanto.
"Partai Golkar berkewajiban mendukung pemerintah, siapapun pemimpin pemerintahan yang dipercaya rakyat," kata Idrus.
(sur/obs)