Jakarta, CNN Indonesia -- Boy Sadikin telah secara tegas menyatakan keluar dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dia juga memastikan tak ada kader PDIP lain yang dia ajak untuk keluar dari partai itu.
Menurut Boy, keputusannya tulus dari hati nurani karena merasa kebijakan partai terkait Pilkada DKI Jakarta tak sesuai dengannya. Tak ada niat menggembosi partai dengan cara membawa "gerbong" ikut keluar dari partai berlambang banteng itu.
"Tak ada (gerbong), saya tak akan mengarahkan karena ini tergantung nurani kawan-kawan," ujar Boy saat ditemui di rumahnya, Jakarta, Selasa (27/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, setiap orang memiliki pilihan masing-masing dan itu bukan termasuk hal yang bisa dia arahkan. Sehingga jika ada kader yang ingin keluar, itu adalah pilihan kader yang bersangkutan. Bukan atas desakan dirinya.
Namun begitu, Boy mengakui ada sejumlah kader PDIP yang menghubungi dia terkait pengunduran dirinya. Hanya saja dia menegaskan tak pernah meminta kader lain untuk mengikuti jejaknya keluar dari partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut.
"Kan ada dua pasangan lagi, ya silakan pilih dari keduanya. Kalian punya pilihan dan ini pilihan saya," katanya.
Surat pengunduran diri Boy sebagai kader PDIP dibuat pada hari yang sama saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengantar pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat daftar ke KPUD DKI Jakarta.
Namun, kata Boy, surat itu tak langsung dia kirim dan baru benar-benar disampaikan ke dewan pimpinan pusat partai sehari setelah pendaftaran pasangan Ahok-Djarot.
"Saya membuat surat pada 21 September dan pada 22 September dikirim ke DPP dan DPD," kata Boy.
Sudah hampir satu pekan berlalu setelah Boy mengajukan surat pengunduran diri tersebut. Namun hingga kini dia mengaku surat itu tak dibalas oleh DPP PDIP. Boy mengatakan tak mempermasalahkan sikap diam dari DPP PDIP.
Sebelum memutuskan mundur diri sebagai kader PDIP, Boy terlebih dahulu mengundurkan diri dari posisinya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDIP DKI Jakarta. Tak ada kejelasan pasti apakah dia benar-benar mundur atau dilengserkan dari jabatannya tersebut.
Tak lama setelah isu itu muncul, PDIP kemudian menunjuk Ketua DPP bidang Pemenangan Pemilu Bambang DH sebagai pelaksana tugas Ketua DPD PDIP DKI Jakarta.
Jabatan itu diemban Bambang selama tiga bulan sebelum akhirnya Ady Widjaja dipilih sebagai ketua definitif.
(wis/rel)