Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berencana membongkar delapan jembatan penyeberangan orang (JPO) yang bermasalah di Jakarta. Keputusan itu merupakan lanjutan dari robohnya JPO di Pasar Minggu, Sabtu pekan lalu.
"Kami sudah rapat pimpinan, sudah putuskan semua yang enggak benar akan dibongkar," ujarnya di Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (27/9).
Pada rapat itu, Ahok mengajukan wacana mengembalikan uang sisa kontrak reklame JPO. Menurutnya, reklame menghambat laju angin sehingga turut menyebabkan JPO ambruk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penurunan reklame, kata Ahok, adalah bentuk antisipasi angin kencang seiring La Nina yang bakal terjadi hingga awal tahun 2017.
"Saya tidak tahu data detail. Mungkin ada seklitar 300. Ada yang tua, ada yang menempel iklan," ucapnya.
Ahok mengklaim telah mendesak penyerahan pengelolaan JPO ke Unit Pelayanan Terpadu Parkir. Ahok tidak ingin reklame mendominasi JPO.
JPO di Bundaran Hotel Indonesia adalah contoh JPO yang disebut Ahok. Di jembatan baru itu, Pemprov hanya mengizinkan pemasangan reklame berukuran kecil.
Di Jakarta terdapat 318 JPO. Sebanyak 281 unit di antaranya berstatus milik Pemprov, Ditjen Bina Marga (26), dan Ditjen Perkeretaapian (10).
JPO milik Pemprov yang tersebar di Jakarta Pusat berjumlah 71 unit, Jakarta Barat (62), Jakarta Utara (33), Jakarta Timur (63), dan Jakarta Selatan (53).
(abm)