Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyebut tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusinya menurun. Ia mencanangkan perbaikan internal secara menyeluruh untuk memperbaiki citra Polri.
Tito mengatakan, fakta tersebut diperolehnya dari hasil jajak pendapat sejumlah lembaga survei. Meskipun tidak mempercayai seluruh hasil penelitian itu, Tito mengaku menjadikan data itu sebagai bahan evaluasi kepolisian.
"Legitimasi kepada Polri menurun. Kebijakan yang saya ambil, sama-sama dijalankan. Polri harus bisa menaikkan kepercayan publik," ujarnya pada sebuah diskusi yang mendandai 100 hari kerja pertamanya, di Jakarta, kemarin.
Menurut Tito, kepercayaan publik turun karena tingkat kejahatan yang masih tinggi. Profesionalitas polisi juga disebutnya sebagai salah satu faktor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito juga menyebut sikap arogan polisi sebagai penyebab rendahnya kepercayaan publik kepada Polri. Tito mencontohkan kasus pembakaran kantor Polres Meranti di Riau yang dipicu persoalan personal anggotanya.
"Ini faktor kultural yang harus diperbaiki," kata Tito.
Manajemen media massa pun turut disebut Tito mempengaruhi kepercayaan publik terhadap kepolisian. Menurutnya, berita yang selama ini beredar lebih menyorot perilaku buruk anggota Polri.
Tito menyebut kasus beredarnya foto mantan Wakil Kapolsek Kemayoran AKP Jamal Alkatiri yang mabuk dan tertidur di emperan toko kawasan Jatinegara, Jakarta, sebagai contoh.
"Ada 400 ribu anggota polisi baik tapi tidak termonitor media," ujar Tito.
Untuk mengatasi persoalan citra itu, Tito bertekad menjalankan sejumlah program reformasi internal, antara lain menjadikan polisi profesional yang bekerja mengikuti perkembangan zaman.
(abm/agk)