Semarang, CNN Indonesia -- Acara peringatan hari Asyura yang jatuh pada hari ke-10 bulan Muharram di Kota Semarang, Jawa Tengah, ditolak sejumlah kelompok garis keras. Namun, dengan pengawalan ketat kepolisian, acara penganut syiah tersebut selesai tanpa pertikaian.
Polda Jawa Tengah dan Polrestabes Semarang menerjunkan setidaknya 800 personel sejak Selasa pagi.
"Kewajiban kami adalah mengamankan, melindungi warga negara. Soal akidah, kami tak akan ikut campur," ujar Kapolrestabes Semarang Kombes Abiyoga Seno Aji.
Sistem barikade berlapis menahan ratusan orang dari Forum Umat Islam Semarang untuk mendekat ke lokasi acara. Massa tersebut beberapa kali menolak pengamanan yang dilakukan kepolisian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyayangkan sikap polisi yang memberi izin acara ini. Syiah itu tidak sesuai akidah Islam, jangan dibebaskan dibiarkan untuk berkembang,"kata Humas FUIS Muhamad Lutfi.
Penganut Syiah sudah selama 15 tahun terakhir menggelar peringatan 10 Muharam Asyuro di Semarang. Acara tersebut selalu dibuka dengan menyanyikan Indonesia Raya dan ditutup lagu Bagimu Negeri.
"Kami selalu terbuka. Silakan yang mau ikut. Buktikan apakah kami ini menyimpang atau tidak," kata seorang pengikut Syiah bernama Miqdad Turkan.
Awalnya, peringatan 10 Muharam Asyuro akan diselenggarakan di Gedung Pusat Kesenian Jawa Tengah. Setelah mediasi yang digagas Pemprov Jateng, kegiatan tersebut akhirnya berlangsung di Masjid Yayasan Nuruts Tsaqolain.
(abm/agk)