Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah pejabat negara dan politikus menghadiri hari ulang tahun ke-80 kader senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sabam Sirait di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (15/10).
Sabam merupakan seorang politikus kawakan. Ia berkiprah di tujuh rezim pemerintahan, mulai dari Soekarno hingga Joko Widodo.
Sabam juga pernah mendapat tanda kehormatan Bintang Mahaputra Utama dari Jokowi atas jasa yang luar biasa di berbagai bidang, pengabdian dan pengorbanan di bidang sosial, politik, ekonomi, dan hukum.
Dalam sambutannya, Sabam berharap, seluruh masyarakat Indonesia harus mampu menjaga persatuan dan kesatuan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga keutuhan bangsa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut diungkapkan kala dirinya melihat kisruh politik di Indonesia akibat isu SARA. Padalah, ia menyebut, Indonesia bukan milik suku tertentu, melainkan milik seluruh masyarakat dengan berbagai latar belakang.
"Bangsa ini pada masa waktu yang akan datang harus tetap bersatu walau berbeda pilihan politik," ujar Sabam.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diberi kesempatan untuk memberikan sambutan mengatakan, Sabam merupakan sosok motivator politiknya. Ia menyebut, Sabam selalu meminta dirinya berjuang mendapatkan jabatan meski diterpa isu SARA.
Ahok berkata, perbedaan merupakan infrastruktur rumah Pancasila. Jika perbedaan dijadikan dasar untuk merenggut hak seseorang, maka Indonesia tidak akan memiliki rumah Pancasila sebagaimana yang dicita-citakan Presiden Soekarno.
"Beliau (Sabam) bilang bahwa setiap anak bangsa punya hak untuk menduduki jabatan. Jika tahun depan saya terpilih, maka rumah Pancasila selesai terbangun," ujarnya.
Sementara itu Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna dalam sambutannya menilai, Sabam merupakan guru politik terbaik di Indonesia. Menurutnya, Sabam merupakan sosok yang mengajarkan dirinya konsisten dalam menghadapi segala rintangan yang terjadi dalam berpolitik.
"Saat muda, saya adalah aktivis. Beliau (Sabam) mengajarkan saya konsistensi berpolitik. Perlu banyak berguru kepada Pak Sabam," ujarnya.
Beberapa tokoh nasional yang terlihat hadir yaitu Sinta Nuriyah Abdurrachman Wahid, Panglima Komando Cadangan Strategis AD Letnan Jenderal Edy Rahmayadi, dan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Syafruddin.
Selain itu, terlihat pula Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, politikus senior Golkar Akbar Tandjung, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, dan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal M Iriawan, pengusaha Chairul Tandjung, dan pengusaha James Riady.
(sur)