Anies Bandingkan Program Tangkap Tikus Djarot dengan India

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Jumat, 21 Okt 2016 06:01 WIB
Bakal calon gubernur Anies Baswedan meminta Pemprov DKI Jakarta mempelajari pengalaman negara lain yang pernah canangkan program pemberantasan hewan.
Bakal calon gubernur Anies Baswedan meminta Pemprov DKI Jakarta mempelajari pengalaman negara lain yang pernah canangkan program pemberantasan hewan. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal calon gubernur Anies Baswedan enggan mengomentari wacana program perburuan tikus yang dicanangkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

Namun, Anies membandingkan wacana itu dengan program perburuan ular kobra yang sempat dilakukan di India.

"Di India pernah ada obral, satu kobra diberi harga. Lalu yang terjadi adalah orang justru pada beternak kobra sampai akhirnya pemerintah memutuskan tidak lagi membeli kobra," kata Anies di Posko Pemenangan, Cicurug, Jakarta, Kamis (20/10).
Anies menyebutkan, program berburu ular kobra di India itu justru berakhir antiklimaks. Selain dijadikan ajang berbisnis, para peternak kobra justru melepaskan hewan reptil tersebut saat pemerintah mengentikan programnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang menarik para penjual peternak justru membebaskan kobranya. Jadi malah banjir kobra. Itu kejadian di India," ujar Anies.

Anies berpesan agar pemerintah perlu mempelajari pengalaman serupa di negara lain, seperti India, Vietnam dan Myanmar sebelum mengeluarkan satu kebijakan.

"Itu sebabnya penting membaca pengalaman banyak negara," ujar Anies.

Sebelumnya, Djarot mengatakan rencana ini tengah dimatangkan. Alasan utama perburuan lantaran hewan pengerat ini kerap jadi penyebab penyakit dan merusak berang kebutuhan rumah tangga dan peralatan kantor. Tikus menurut Djarot juga bisa menyerang manusia.

Djarot juga menyebut program ini sudah berjalan setahun terakhir di lingkungan Pemprov. Namun program di lingkungan Balai Kota ini Pemprov tidak mengeluarkan anggaran untuk "membeli" setiap tikus yang dibeli, hanya untuk menjaga kebersihan.
Ke depan rencananya aksi perburuan bukan tidak mungkin akan diperluas ke seluruh wilayah ibu kota. Warga dipersilakan menangkap tikus dan akan dihargai Rp20 ribu per ekor. Tikus-tikus itu nantinya akan dikuburkan agar tidak menimbulkan bau dan penyakit.

Sementara itu Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, kegiatan perburuan tikus hanya akan dilakukan setahun sekali, bukan sepanjang tahun. Ia khawatir, jika program itu digelar sepanjang tahun para peternak tikus akan berbondong-bondong menjual peliharaan mereka ke pemprov. (abm/rel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER