Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengimbau massa yang akan beraksi pada 4 November untuk waspada agar tidak ditunggangi pihak ketiga yang punya kepentingan lain. Polisi mengantisipasi agar tidak ada provokator dalam aksi tersebut.
"Yang demo juga harus waspada, jangan sampai mereka yang murni menyampaikan pendapat tapi kemudian ada pihak yang menunggangi mereka. Itu biasa terjadi di mana-mana," kata Tito di Markas Korps Brigade Mobil, Depok, Senin (31/10).
Untuk mengamankan jalannya aksi, Polri menyiagakan 18 ribu personel gabungan dari berbagai kesatuan.
Belasan ribu anggota Kepolisian itu dipersiapkan untuk menghadapi puluhan ribu orang yang akan berdemonstrasi atas prakarsa kelompok Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GPNF MUI).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atas ucapan yang dianggap menistakan agama.
Demo rencananya dimulai dengan
long march dari Masjid Istiqlal menuju Istana Negara.
Demonstrasi 4 November ialah tindak lanjut dari aksi yang digagas Front Pembela Islam dan sejumlah ormas lain. Dua pekan lalu, 14 Oktober, mereka telah menggelar unjuk rasa memprotes Ahok.
"Kalau unjuk rasa kemarin ada tiga puluh ribu mungkin (nanti) lebih dari itu. Yang jelas saya imbau masyarakat untuk tenang, jangan mudah terprovokasi dengan media sosial," kata Tito.
Selain itu, dia juga mengimbau para demonstran untuk tetap menaati aturan. Sementara masyarakat, dia imbau untuk beraktivitas seperti biasa dengan menghindari kawasan lokasi demonstrasi untuk menghindari macet.
Siaga IMengantisipasi aksi, Korps Brimob sudah menetapkan siaga I dan menyiapkan personel. Namun, hal ini menurut Tito adalah bukan atas perintahnya.
Dia mengatakan Brimob berinisiatif menerapkan itu untuk meningkatkan kewaspadaan dan persiapan personel.
"Itu untuk Brimob. Saya juga tidak diberi tahu, itu inisiatif dari Brimob sendiri," kata Tito.
Tito mengatakan, korps bernuansa militer yang bergerak di bawah kendalinya itu bersiap dengan melaksanakan pelatihan taktis dan teknis jelang unjuk rasa.
"Mereka butuh waktu juga untuk persiapan," ujarnya.
Sementara untuk proses hukum yang dituntut oleh massa, Tito mengatakan anak buahnya sudah memroses dan sejumlah saksi pun telah dijadwalkan untuk diperiksa. Pihak-pihak itu termasuk saksi ahli dan Front Pembela Islam selaku pelapor.
"Tapi FPI minta ditunda. Minta Selasa atau Rabu. Padahal kami maunya cepat," kata Tito.
Ahok sendiri sudah mendatangi penyidik untuk mengklarifikasi. Hal ini dia lakukan atas inisiatif sendiri, sebelum dipanggil. Polisi menghargainya.
"Tadinya mau dipanggil tapi datang sendiri ya silakan, lebih baik," ujar mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Ia berharap para pelapor meniru langkah Ahok, yakni mendatangi penyidik untuk mempercepat proses penegakan hukum.
"Prinsipnya kami laksanakan proses hukum ini sehingga sama semua di mata hukum," kata Tito.
(sur/wis)