Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Daerah Metro Jaya menduga ada aktor intelektual di balik kericuhan yang terjadi di pengujung unjuk rasa sejumlah organisasi kemasyarakatan keagamaan di sekitar Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Jumat pekan lalu.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono menduga aktor intelektual tersebut memobilisasi dan mendanai agar kericuhan terjadi.
"Begini semua kan perlu dana dan biaya. Nanti kita lihat," ucap Awi di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Senin (7/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, saat ini polisi tengah melakukan penyelidikan sesuai dengan fakta-fakta hukum yang telah diperoleh. Polisi akan menyusun seluruh rangkaian peristiwa yang terjadi dalam aksi 4 November.
Awi menegaskan, langkah ini dilakukan guna mengetahui penyebab awal kericuhan yang terjadi dalam aksi tersebut.
"Karena ini akan disampaikan ke pengadilan. Walaupun mendengarkan kata-kata, teriakan, hasutan, walaupun sama-sama lihat melempar, memukul, tetapi harus dikonstruksikan, tadi siapa berbuat apa tadi, jadi tidak bisa kita main ambil ambil aja. Kita pertanggung jawabkan secara hukum," kata Awi.
Kericuhan pecah di sekitar Istana Merdeka di pengujung demonstrasi 4 November. Massa demonstran melempari barikade petugas keamanan dengan botol, kayu, dan batu. Seorang wartawan televisi diamankan kepolisian akibat kericuhan tersebut.
Polda Metro Jaya telah mengamankan sepuluh orang yang diduga sebagai provokator dalam aksi unjuk rasa yang beakhir ricuh.
Namun, sepuluh orang itu dibebaskan lantaran pihak kepolisian belum memiliki alat bukti yang kuat untuk menjadikan mereka sebagai tersangka.
Dalam unjuk rasa Jumat pekan lalu, sempat terjadi saling dorong-dorongan disertai pelemparan botol dan batu kepada personel kepolisian. Akibat perlawanan dari massa, polisi terpaksa menembakkan gas air mata kepada para demonstran.
Akibat kericuhan tersebut, satu orang warga meninggal karena mengalami asma. Selain itu ada 21 kendaraan, baik milik TNI-Polri atau umum yang dirusak dan tiga kendaraan di antaranya dibakar. Jumlah demonstran yang mengalami luka sekitar 250 orang.
Di luar massa demo, sebanyak 100 orang mengalami luka. Mereka terdiri dari 79 personel Polri (11 di antaranya dirawat inap), 15 masyarakat umum, lima personel TNI, dan satu personel Pemadam Kebakaran.
(obs)