Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebut tidak ada upaya kudeta dalam unjuk rasa di Jakarta, Jumat pekan lalu. Ia berkata, jika ketika itu massa berusaha menjatuhkan pemerintahan, aparat keamanan pasti sudah menggagalkan rencana tersebut.
“Itu kepentingan kelompok saja. Tidak ada kudeta. Kalau ada kudeta, langsung tumpas saja,” kata Ryamizard di Pusdiklat Bahasa Kementerian Pertahanan, Pondok Labu, Jakarta, Selasa malam kemarin.
Menurut Ryamizard, demonstrasi yang diikuti banyak orang adalah konsekuensi sistem demokrasi yang dianut Indonesia. Pemerintah, kata dia, membebaskan warganya menyampaikan pendapat di muka umum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sistem demokrasi ya begitu. Itu kalau kita mau demokrasi. Kalau enggak (demokrasi), ya lain lagi,” ujarnya.
Lebih dari itu, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu enggan mengomentari isu aktor politik yang diduga Presiden Joko Widodo menunggangi unjuk rasa pekan lalu. Ryamizard yakin, Jokowi akan mengungkap aktor politik yang dia maksud.
“Saya tidak tahu itu. Bapak Presiden menyampaikan itu, pasti ada masukan dari intelijen. Beliau lebih tahu dari saya,” katanya.
Usai kerusuhan yang mengakhiri demonstrasi di sekitar Istana Negara, Presiden Joko Widodo menyatakan ada aktor politik yang berusaha menunggangi unjuk rasa.
“Kami menyesalkan kejadian
ba'da Isya yang seharusnya sudah bubar tetapi rusuh. Kami lihat ini telah ditunggangi aktor politik yang memanfaatkan situasi,” kata Jokowi.
Sebelum memberikan pernyataan publik tersebut, Jokowi memimpin rapat terbatas di Istana Presiden. Rapat itu dihadiri, antara lain, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Budi Gunawan.
(abm)