Sepakat Damai, Dua Politikus Golkar Tarik Laporan Polisi

Suriyanto | CNN Indonesia
Selasa, 06 Des 2016 10:49 WIB
Fahd El Fout A Rafiq dan Fayakhun Andriadi yang sempat saling melaporkan sepakat berdamai dan memilih menarik laporan yang dimasukan ke Polda Metro Jaya.
Fayakhun Andriadi (kiri) sepakat berdamai dengan Fahd A Rafiq terkait insiden keributan saat Parade Bhineka Tunggal Ika, Minggu (4/12) lalu. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua politikus Partai Golkar, Fayakhun Andriadi dan Fahd El Fout A Rafiq sepakat untuk berdamai usai keributan dalam aksi Parade Bhineka Tunggal Ika, Minggu (4/12) lalu di Bundaran Hotel Indonesia.

Keduanya juga sepakat mencabut laporan masing-masing di Polda Metro Jaya. Fayakhun melaporkan Fahd ke Polda Metro Jaya atas tuduhan penganiayaan. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Golkar DKI Jakarta itu mengaku jadi korban pemukulan di Hotel Grand Hyatt.

Sementara Fahd yang merasa tak memukul melaporkan balik Fayakhun ke Polda. Ketua Dewan Pimpinan Pusat bidang Pemuda dan Olahraga itu merasa dicemarkan nama baiknya.
Dalam konferensi pers kemarin di Kantor DPP Golkar masalah itu dinyatakan sudah selesai. Menurut Fahd, kesepakatan perdamaian disaksikan oleh para petinggi Golkar, dari mulai Ketua Umum Setya Novanto, Sekretaris Jenderal Idrus Marham, Bendahara Umum Robert Kardinal dan sejumlah elite Golkar lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fahd juga mengatakan, ia akan mengunjungi Fayakhun di Kantor DPD Golkar DKI Jakarta di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) ini akan mengajak sejumlah pengurus organisasi sayap partai itu.
Sementara itu Idrus Marham saat dihubungi membenarkan bahwa perseteruan itu sudah selesai. "Sudah selesai, tidak ada masalah," kata Idrus seperti diberitakan Detikcom, Senin (5/12).

Keributan terjadi di sela-sela Parade Bhineka Tunggal Ika saat sejumlah panitia dan politikus Golkar beristirahat di hotel untuk makan.

Fayakhun mengaku didatangi sejumlah orang, termasuk oleh Fahd. Cekcok mulut kemudian terjadi sebelum terjadi pemukulan di mana Fayakhun jadi salah satu korbannya.

Salah seorang tokoh muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menyesalkan kejadian tersebut. "Kami tidak bisa mentolerir siapapun yang mengedepankan kekerasan dalam aspek kehidupan apapun. "Kejadian itu sungguh memalukan. Kehadiran atribut Golkar pada car Free Day saja sudah dapat tanggapan negatif dari masyarakat, ditambah pula dengan kejadian pukul memukul itu," tutur Doli dalam keterangannya kepada CNNIndonesia.com, tadi malam.



(sur/obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER