Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi menangkap Dian Yuli Novi dengan dugaan sebagai calon pelaku bom bunuh diri atau disebut 'calon pengantin' di tempat indekosnya, Jalan Bintara Raya, Bekasi, Jawa Barat. Perempuan yang diduga menjadi bagian dari jaringan Bahrun Naim, buronan yang disebut dalang kasus bom Thamrin, dikenal sebagai pribadi yang tertutup.
Salah satu penghuni indekos yang kamarnya tepat bersebelahan dengan terduga teroris itu, Ica (28), mengatakan dirinya sama sekali tidak pernah bertegur sapa dengan Dian.
"Saya tahu kalau dia (Dian) penghuni baru, kamarnya kan sebelahan sama kamar saya nomor 103, dia di Nomor 104, tapi susah kalau mau ajak komunikasi," kata Ica di kawasan Bintara Jaya VIII, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (11/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Ica mengatakan dirinya sempat bertemu dengan Dian, namun Dian selalu mengalihkan pandangannya ke arah lain ketika Ica hendak menyapanya.
"Waktu itu pernah papasan, saya mau sapa, eh, malah buang muka. Suka nutup-nutupin mukanya
gitu dia," kata Ica.
Selama tiga hari ini Ica mengaku mengetahui Dian sebagai penghuni baru yang memang menghuni kamarnya seorang diri. Meskipun terkesan tertutup dan menutup diri dari penghuni lain, namun Ica tak menyangka jika Dian adalah terduga teroris.
"Enggak
nyangka, dia perempuan, kecil orangnya, kaget aja," katanya.
Sejak mengetahui tempat indekosnya digunakan sebagai tempat tinggal salah satu terduga teroris, Ica mengaku langsung meninggalkan tempat tersebut dan menginap di rumah salah satu kerabatnya. Kamar Ica yang bersebelahan dengan Dian mengalami kerusakan akibat bom yang diledakan pihak kepolisian tadi malam.
"Kaget, pulang pulang kamar udah kayak
gini (berantakan). Sekarang
nginep tempat lain dulu. Kalau sudah tenang baru balik lagi. Yang penting selamat dulu, deh. Sudah pusing," ujar perempuan yang sudah tinggal selama satu tahun di indekos itu.
Dian, perempuan asal Cirebon, Jawa Barat diringkus aparat kepolisian karena terbukti menyimpan ransel berwarna hitam berisi bom yang dibawa tersangka lainnya, Nur Solihin (NS) dan Agus Supriyadi (AS), dari Solo ke kontrakannya di Bekasi.
Sebelum ditangkap di kontrakannya, Dian sempat pergi ke kantor pos untuk mengirimkan sebuah kardus berisi pakaian dan surat wasiat kepada orangtuanya.
Dian diduga berperan menjadi 'calon pengantin', disamping bertugas mencari kontrakan dengan Nur Solihin di daerah Bekasi, dan berkomunikasi intensif dengan warga Indonesia yang bergabung dengan kelompok teror ISIS di Suriah, Bahrun Naim.
Bahrun yang diduga sebagai dalang dalam kasus bom Thamrin, Jakarta Pusat pada Januari lalu, diduga sebagai pihak yang merekrut dan membiayai komplotan jaringan teroris Bekasi.
"Ia juga menerima uang dari BN sebesar Rp1 juta melalui NS untuk hidup sehari-hari di kontrakannya di Bekasi," ujar Kepala Bagian Mitra Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono.
Selama ini pelaku sebagian besar kasus bom bunuh diri di Indonesia merupakan pria yang menjadi anggota jaringan terorisme. Meski bukan yang pertama kalinya perempuan menjadi 'calon pengantin' di Indonesia, keterlibatan Dian menunjukkan jaringan terorisme tak pandang jenis kelamin dalam menunjuk pelaku bom bunuh diri.
Bahrun yang berbaiat kepada ISIS ini menganjurkan amaliyah atau seruan yang memerintahkan orang untuk berjuang di kampung halamannya atau negaranya masing-masing, jika belum mampu berjuang di Syria.
Bom yang ditemukan di kamar Dian ini rencananya akan diledakkan di Istana Kepresidenan, Minggu (11/12). B
om rakitan yang dirancang di dalam penanak nasi memiliki daya ledak tinggi dengan kekuatan mencapai radius hingga 300 meter.
(wis/yul)