Jakarta, CNN Indonesia -- Tujuh anak korban penyerangan di sekolah dasar Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur mendapat bimbingan konseling untuk memulihkan kondisi kejiwaan mereka. Korban yang sempat dirawat di rumah sakit, kini sudah diperbolehkan pulang.
"Kondisinya sudah membaik, namun untuk memulihkan psikis mereka, kami bekerja sama dengan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) untuk memberikan konseling mengembalikan mental mereka," kata Kapolda NTT Brigadir Jenderal E Widyo Sunaryo di Kupang, Jumat (16/12) seperti dilansir dari
Antara.
Pemberikan konseling itu dinilai jadi cara terbaik agar anak-anak yang jadi korban tidak mengalami rasa takut lagi jika hendak bersekolah.
Selain tujuh korban luka, konseling juga diberikan kepada seluruh siswa di Sekolah Dasar Negeri 1 Sabu Barat yang masih mengalami trauma.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami juga bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Sabu Raijua dan Gereja Masehi Injili Di Timor untuk memulihkan psikis anak-anak," kata Widyo.
Saat ini kondisi keamanan di Sabu Raijua saat ini sudah kondusif. Namun sejumlah personel kepolisian masih disiagakan di kabupaten itu.
Penjagaan dilakukan untuk mengantisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pascapenyerangan.
Penyerangan terjadi pada Selasa (13/12) lalu oleh seorang pedagang keliling bernama Irwansyah. Pelaku sempat diamankan petugas ke kantor polisi. Namun warga yang marah memaksa masuk ke kantor polisi dan menganiaya pelaku hingga tewas.
Setelah insiden penyerangan itu, muncul kabar bahwa pelakunya adalah kelompok teroris dan tiga anak jadi korban tewas.
Terkait kabar bohong itu, kepolisian tengah mencari penyebar kabar palsu tersebut. Polisi akan menjeratnya dengan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
(sur/sur)