Pesan Natal Menteri Agama: Rayakan dengan Kesederhanaan

Wishnugroho Akbar | CNN Indonesia
Sabtu, 24 Des 2016 20:35 WIB
Menteri Lukman juga meminta masyarakat saling menghormati, baik kepada mereka yang mengucapkan atau tidak mengucapkan Selamat Natal.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta umat Kristiani merayakan Natal dengan kesederhanaan. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam pesan Natalnya mengimbau agar perayaan Natal diselenggarakan dalam suasana kesederhanaan. Menteri Lukman juga meminta masyarakat saling menghormati perbedaan sikap dalam menyambut hari Natal.

"Selamat bersuka cita dan berbahagia. Namun tetaplah dalam kesederhanaan dan taburlah kebaikan," kata Lukman dalam keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com, Sabtu (24/12). 

Menurut Lukman, umat Kristiani harus menjadikan perayaan Natal sebagai momentum untuk lebih meningkatkan kualitas kehidupan beragama, sesuai nilai dan ajaran yang diyakininya. Sebab, kata dia, peningkatan kualitas beragama menjadi modal penting bagi pembangunan bangsa yang majemuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, kepada seluruh masyarakat Menag berharap semua pihak mengedepankan sikap saling menghormati dan bertoleransi.

Menurutnya, sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan sangat diperlukan dalam sebuah masyarakat yang beragam. Lukman mengatakan, sikap saling menghargai dan menghormati sangat penting untuk merawat kerukunan dan kedamaian.

"Untuk itu, kita hormati saudara-saudara kita yang tak mengucapkan 'Selamat Natal' atas dasar pemahaman keyakinannya, sebagaimana kita juga hormati mereka yang mengucapkannya," ujar Lukman.

"Kita berlapang dada menghormati umat Kristiani yang merayakan Natal, sembari berharap mereka juga dengan penuh kesadaran menghormati sesama saudaranya yang tak merayakan Natal," ia menuturkan.

Menteri Lukman berpendapat, semua orang akan mendapatkan penghormatan jika bisa saling menghormati dan saling memberi kehormatan kepada yang lain. Sebaliknya, menurut dia, bila yang terjadi adalah sikap saling menuntut untuk dihormati, akan muncul pertanyaan tentang siapa yang memberi dan siapa yang mendapatkan.

"Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Memberi lebih baik dari pada menerima apalagi meminta. Marilah berlomba dalam kebajikan," kata Menteri Lukman.

(wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER