Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Rikwanto menyebut empat terduga teroris yang digerebek di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat, Minggu kemarin, masuk ke dalam jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD).
Polisi belum bisa dipastikan apakah mereka terhubung langsung dengan anggota ISIS Bahrun Naim, yang kini berada di Suriah.
"Dari kelompoknya mereka ini menamakan JAD. Tentang hubungan langsung dengan Bahrun masih didalami," kata Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (26/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rikwanto belum dapat memprediksi, apakah keempat terduga teroris tersebut juga memiliki hubungan dengan kelompok teroris asal Bekasi, yang ditangkap beberapa waktu lalu.
"Secara langsung belum kami temukan, bisa jadi ini sel terputus," kata dia.
Sementara, Kepala Bagian Mitra Biro Penerangan Masyarakat Humas Mabes Polri Komisaris Besar Awi Setiyono menyatakan, kepolisian masih berupaya menangkap Bahrun Naim.
Ia mengatakan, tidak mudah meringkus Bahrun Naim. Apalagi, lokasi Bahrun saat ini ada di negara bergejolak.
"Perlu diingat, itu terkait hubungan internasional. Bahrun Naim ada di Suriah.
Police to Police kita bisa hubungan kalau di Interpol, tapi yang jadi masalah di sana sedang bergolak, sedang perang. Jadi enggak semudah membalikkan tangan mencari orang itu," kata dia.
"Kalau ditanya masih ada temen-temennya atau tidak, semua kemungkinan bisa terjadi. Tapi kembali lagi ini target operasinya Densus 88. Kami tidak bisa berspekulasi, semua data dari Densus. Tapi seperti disampaikan, sel-sel kecil ini banyak," kata dia.
Mantan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya itu tidak bisa memprediksi seberapa besar jaringan atau sel yang berada di balik teroris tersebut.
"Kami masih terus melakukan penyelidikan. Semua berkembang sesuai fakta-fakta hukum, yang kami temukan dari pemeriksan itu akhirnya muncul jaringan-jaringan ini. Inilah sel-selnya, walaupun terputus, tidak kenal satu sama lain, ini kan sel kecil komandannya AF," ujarnya.
(wis/gil)