Polisi Telusuri Penjagaan di Rumah Korban Pembunuhan Pulomas

Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Kamis, 29 Des 2016 13:19 WIB
Pada saat peristiwa perampokan dan pembunuhan terjadi, tak ada satuan pengamanan di perumahan kompleks mewah di Pulomas, Jakarta Timur.
Rumah korban perampokan dan pembunuhan yang dipasar garis kuning polisi. (CNN Indonesia/Ajeng Dinar Ulfiana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi mendalami soal kemananan penjagaan di rumah korban perampokan dan pembunuhan di kawasan Kayu Putih, Pulomas. Pada saat peristiwa sadis terjadi, tak ada satuan pengamanan di rumah itu.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, pihaknya masih meminta keterangan pemilik rumah yang selamat dari pembunuhan sadis itu.

"Kami tanyakan kepada pemilik rumah yang masih hidup kenapa tidak ada penjaganya," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Kamis (29/12).
Argo mengatakan, pengamanan lokal seperti keamanan dan ketertiban nasional dan sistem keamanan lingkungan akan diberdayakan untuk mengamankan lokasi perumahan itu. Selain itu, polisi juga akan memaksimalkan penggunaan CCTV untuk memperketat keamanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini polisi sudah menangkap empat orang yang diduga terlibat dalam proses perampokan dan pembunuhan. Pimpinan perampok bernama Ramlan Butarbutar dikenal sebagai pemain lama dengan julukan geng Korea. Komplotan Ramlan biasa beroperasi saat hari libur dengan memanfaatkan kondisi rumah yang sepi. Geng Korea ini kerap menyiksa korbannya. 

Komplotan geng Korea ini menyekap sebelas orang dalam kamar mandi ukuran 2 x 1 meter pada Senin (26/12).  Akibatnya ada enam orang yang tewas dalam peristiwa ini.

Dodi Triono, korban pembunuhan sadis itu, merupakan arsitektur. Dodi juga merupakan salah satu penggagas pembangunan perumahan elite di kawasan Jakarta Timur tersebut. Para tamu dari golongan elite juga kerap kali menjadi tamu di rumahnya. (yul)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER