Pelajar STIP Meregang Nyawa Usai Dipukuli Senior

CNN Indonesia
Rabu, 11 Jan 2017 11:29 WIB
Amirulloh Adityas Putra (18) tak kuasa menahan sakit dipukul senior di bagian perut, dada, dan ulu hati, sampai akhirnya ambruk tak bernapas.
Ilustrasi pembunuhan. (aradaphotography/thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pelajar tingkat satu Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) tewas karena diduga dikeroyok oleh empat orang seniornya di Gedung Dormitory STIP, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (10/1) malam.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, pengeroyokan itu dilandasi oleh aksi senioritas terhadap juniornya.

"Kasus berawal dari jam 17.00 WIB selesai kegiatan drum band. Salah satu pelaku bernama Sisko Mataheru mengajak kumpul pelaku lainnya untuk ngerjain juniornya yang tingkat satu," ujar Argo saat dikonfirmasi, Rabu (11/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, kata Argo, sekitar pukul 22.00 WIB enam mahasiswa tingkat satu untuk berkumpul di tempat kejadian perkara, termasuk di antaranya adalah Amirulloh Adityas Putra (18), korban tewas akibat pengeroyokan.

Satu persatu mahasiswa baru itu dianiaya oleh empat mahasiswa tingkat 2 itu. Mereka dipukul dengan tangan kosong secara bergantian. Perut, dada, dan ulu hati jadi sasaran. Argo menyebut mereka dianiaya tanpa melakukan perlawanan.

Satu persatu korban berjatuhan sampapi akhirnya Amirulloh mendapatkan giliran. Argo mengatakan, dia pun dipukul pada bagian perut, dada dan ulu hati secara bergiliran.

Tidak kuat menahan sakit, Amirulloh terjatuh. Saat itu, Amirulloh berada di bawah kekuasaan tersangka lainnya, Willy Hasiholan. Pukulan terakhir Willy membuat Amirulloh ambruk ke dada Willy.

Para pelaku lantas mengangkat Amirulloh ke atas kasur untuk mengistirahatkannya. Namun sayang, Amirulloh harus menghembuskan nafas terakhirnya sebagai korban pengeroyokan.

"Para pelaku panik dan selanjutnya menghubungi seniornya tingkat empat dan dilanjutkan ke pembina dan piket medis STIP. Setelah diperiksa dokter piket diketahui korban tidak bernyawa, peristiwa itu pun dilaporkan ke Polsek Cilincing," kata Argo.

Sejumlah barang bukti pun diamankan oleh kepolisian. Barang bukti itu adalah botol minyak tawon, botol minyak telon, satu gayung, satu gelas dan dua puntung rokok. Saat ini, polisi masih menyelidiki kasus pengeroyokan tersebut.

"Jenazah korban saat ini sudah dibawa ke RS Polri untuk keperluan autopsi. Kasus ini masih didalami Polsek Cilincing dibantu Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara," tuturnya.

Empat pelajar tingkat dua yang diamankan itu berinisial SM (19), WH (20), I (21), dan AR (19).

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER