Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), AM Hendropriyono menyatakan bahwa partainya tidak akan menjadi bagian ke dalam suatu kelompok yang menentang era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Dia merujuk kelompok penentang Jokowi yakni sekumpulan orang yang sudah ditetapkan oleh aparat penegak hukum sebagai tersangka atas kasus dugaan makar.
"Oh kami tidak berada pada kelompok yang menghambat, atau mengancam kemajuan bangsa. Kami tidak mungkin berada di sana," kata Hendro di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (15/1).
Seharusnya, kata dia, seluruh masyarakat di tanah air memperhatikan beberapa hasil kinerja yang ditunjukan Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini polisi telah menetapkan sepuluh orang sebagai tersangka makar. Mereka adalah Kivlan Zein, Adityawarman Thahar, Ratna Sarumpaet, Firza Huzein, Eko Santjojo, Alvin Indra, Rachmawati Soekarnoputri, Sri Bintang Pamungkas, dan kakak beradik Rizal dan Jamran.
Polisi menangkap mereka berbarengan dengan demonstrasi 2 Desember yang menuntut penyelesaian kasus dugaan penistaan agama yang menyeret calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Hendro mengungkapkan di bawah kepemimpinan Jokowi terdapat beberapa hasil positif yang ditunjukan kepada masyarakat. Misalnya, menurunkan harga BBM di Papua.
"Misalnya, yang presiden tunjukan bagaimana harga BBM di Papua sekarang, jadi apa sebetulnya yang kita tidak bisa?" ujar mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu.
Kata dia, sebenarnya siapapun pemimpinnya dapat melakukan sesuatu untuk kemajuan dalam negeri. Asal, dengan syarat saling mendukung satu sama lain, baik itu berasal dari kalangan masyarakat maupun pejabat di Indonesia.
"Bisa, asal kita jangan berkelahi sendiri, jangan hasut menghasut. Sudahlah. Siapapun pemimpinnya kita harus back up. Kita sudah pilih sendiri pemimpinnya nasional, pemimpin negara ini," kata dia.
Ia yakin, jika di Indonesia masih terdapat kelompok yang berusaha bersikap menjatuhkan pemimpin atau semacamnya, dipastikan Indonesia akan kalah bersaing dengan negara lain.
"Jangan terus jegal- menjegal, berusaha untuk menjelek-jelekan. Kapan maju, malu kita ama negara-negara lain. Negara-negara yang lahir di belakang kita," kata Hendro.