Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia Aditya Perdana menilai soal ketegangan sosial di Jakarta, diskusi yang menarik adalah soal bagaimana menyelesaikan itu. Pertanyaan ini dimulai Sylvi yang menekankan dengan cara apa ketegangan bisa dikurangi.
Anies menjawab dengan membuka lapangan pekerjaan buat semua orang, memastikan adanya interaksi sosial yang baik di masyarakat. Sementara ketika ditegaskan oleh Agus bagaimana dengan pelanggaran, Anies menegaskan tanpa kompromi. Hukum harus ditegakkan.
Menurutnya, ini komitmen yang menarik disampaikan oleh kedua pasangan untuk melihat potensi ketegangan sosial di masyarakat.
"Artinya diskusi ini ingin mengarahkan persoalan ketegangan sosial akan bisa diatasi dengan pendekatan ekonomi dan penegakan hukum," kata Aditya.
Anies melanjutkan jawaban soal bagaimana menciptakan perdamaian dan keamanan di Jakarta. Menurutnya, pelanggaran hukum harus dihadapi dengan tindakan yang tegas.
Anies yakin bisa bertindak tegas karena tidak memiliki kaitan dengan persoalan masa lalu di Jakarta. "Kami tak punya kaitan dengan persoalan masa lalu di kota ini," tutur Anies. Debat segmen lima berakhir.
![]() |
![]() |
Ahok menjawab pertanyaan Agus. Ia mengaku tak pernah menggusur daerah yang berada di luar DAS.
"Lihat Jakarta, kami kurangi 2/3 lokasi banjir," kata Ahok.
Ahok mengaku banyak orang bersyukur karena merasa aman akibat program-programnya. Menurutnya, warga yang tak mendapat rusun adalah mereka yang tidak memiliki e-KTP Jakarta.
"Masih ada 400 titik lebih saat hujan belum bebas banjir. Kenapa? Karena rusun kami blm siap. Kalau sudah siap, normalisasi tentu akan kami kerjakan," jawabnya.
Sylvi mengaku bingung atas jawaban Ahok. Sebabnya, warga Bukit Duri disebut mampu memenangkan gugatan atas penggusuran yang dilakukan Ahok-Djarot.
"Di sini dibutuhkan komitmen pemimpin. Pemimpin yang punya hati," kata Sylvi.