Inggris dan Singapura Ikut Sidik Kasus Suap Eks Dirut Garuda

CNN Indonesia
Kamis, 19 Jan 2017 17:55 WIB
Badan antikorupsi Inggris dan Singapura menginvestigasi dugaan suap yang diberikan Rolls Royce kepada pejabat publik sejumlah negara, termasuk Emirsyah Satar.
Badan antikorupsi Inggris dan Singapura menginvestigasi dugaan suap yang diberikan Rolls Royce kepada pejabat publik sejumlah negara, termasuk Emirsyah Satar. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus dugaan suap pada pengadaan mesin pesawat jenis Airbus, seperti yang menjerat mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Emirsyah Satar, juga terjadi di sejumlah maskapai luar negeri. Pengusutan kasus ini pun bersifat lintas negara.

Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif mengatakan, dalam menindak Emir, lembaganya bekerja sama dengan badan antikorupsi Inggris Serious Fraud Office (SFO) dan lembaga serupa milik Singapura, yakni Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).

"Perkara ini adalah bentuk korupsi lintas negara atau transnasional. Kami bekerja sama intensif dengan SFO dan CPIB. Mereka sedang melakukan penyidikan terhadap tersangka lain," tuturnya di Jakarta, Kamis (19/1).
Laode menuturkan, praktik suap pada pengadaan mesin pesawat Rolls Royce itu juga dituduhkan kepada pejabat publik di China, Thailand, dan Rusia. SFO dan CPIB, kata dia, menggelar penyidikan yang mencakup 50 pesawat Airbus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir BBC, Pengadilan Inggris sebelumnya telah menjatuhkan £497 juta atau sekitar Rp8,1 triliun denda kepada Rolls Royce atas penyuapan yang mereka berikan kepada sejumlah pejabat di berbagai negara terkait penjualan mesin mereka.

Dalam Undang-undang Inggris pada tahun 2014, perusahaan yang mengakui kejahatan ekonomi seperti penipuan atau penyuapan dan mau membayar denda yang besar dapat lepas dari penuntutan.

Rolls-Royce juga setuju untuk membayar denda US$18,8 juta atau sekitar Rp240 miliar kepada pemerintah Thailand dan karyawan Thai Airways.

Di China, Rolls-Royce setuju membayar uang sebesar $5 juta atau sekitar Rp66 miliar untuk China Eastern Airlines, maskapai penerbangan pelat merah China.
Di luar pengadaan mesin Airbus yang bermasalah itu, Garuda Indonesia tetap membeli mesin Trent 7000 dari Roll Royce pada 2016, senilai US$ 1,2 miliar atau setara Rp 15,6 triliun.

Kala itu, Dirut Garuda Indonesia Arif Wibowo menyebut mesin-mesin itu akan digunakan untuk 14 pesawatAirbus A330-neo milik maskapainya.

Mengutip Detikcom, President-Civil Aerospace Rolls-Royce Eric Schulz mengatakan, perusahaanya pertama kali menjual mesin Trent untuk Garuda pada 1986. "Kami bangga bisa menyuplai mesin bagi penambahan armada baru Garuda," ucapnya.

KPK menjerat Emir dengan pasal 12 huruf a atau huruf b atau pasal 11 UU 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto pasal 64 ayat 1 KUHP.

KPK juga menjerat SS, beneficial owner Connaught International Pte. Ltd yang diduga memberi suap kepada Emir. SS dikenakan pasal 5 ayat 1 huruf a atau b serta pasal 13 UU Tipikor juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 juncto pasal 64 ayat 1 KUHP.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER