Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Papua Lukas Enenmbe meminta pemegang otoritas kepolisian dan militer di provinsinya menjaga netralitas pada penyelenggaraan pilkada serentak, 15 Februari mendatang. Menurutnya, ketidakberpihakan itu vital untuk mencegah sengketa yang berujung pada pemungutan suara ulang.
"Saya minta Pangdam XVII Cenderawasih dan Kapolda Papua menjaga netralitas sehingga tidak terjadi lagi kasus serupa," ujar Lukas di Jayapura, Senin (6/2), seperti dilansir
Antara.
Kasus yang dimaksud Lukas adalah pemilihan ulang di 52 tempat pemungutan suara di Kabupaten Yalimo, pada pilkada Desember 2015. Keputusan itu diambil karena sejumlah kecurangan yang melibatkan penyelenggara pilkada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada periode pilkada yang sama, pemungutan suara ulang juga terjadi pada pemilihan bupati dan wakil bupati di Kabupaten Mamberamo, Papua.
Lebih dari itu, Lukas juga meminta personel Polri dan TNI menggelar operasi pengamanan tanpa letusan senjata api. "Biarkan pemilu berlangsung tanpa ada tembak menembak," ujar Lukas.
Februari ini, 11 kabupaten dan kota di Papua akan menggelar pilkada. Kemarin, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyebut Papua sebagai wilayah yang berpotensi mengalami konflik pilkada.
"Yang agak rawan wilayah Jakarta, wilayah Aceh dan beberapa daerah timur seperti di Papua," ujarnya.
Merujuk indeks kerawanan pemilu yang disusun Badan Pengawas Pemilu, empat daerah di Papua yang memiliki tingkat kerawanan tertinggi adalah Tolikara, Intan Jaya, Nduga, dan Lanny Jaya.
(yul)