Korban Letusan Sinabung Terancam Terus Berada di Pengungsian

Abraham Utama | CNN Indonesia
Selasa, 07 Feb 2017 11:47 WIB
Lahan relokasi tahap kedua tak dilengkapi area pertanian sehingga qarga enggan pindah dari rumah mereka. Sementara itu, lahan yang diberikan KLHK bermasalah.
Lahan relokasi tahap kedua tak dilengkapi area pertanian sehingga qarga enggan pindah dari rumah mereka. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Relokasi tahap kedua untuk masyarakat yang tempat tinggalnya terdampak letusan Gunung Sinabung terhambat. Akibat ketiadaan lahan, mereka terancam tinggal di pengungsian untuk waktu yang tak tentu.

"Kunci utama penyelesaian pengungsi Sinabung adalah penyediaan lahan untuk permukiman dan usaha tani relokasi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis, Selasa (7/2).

Relokasi tahap kedua ditujukan untuk 1.903 kepala keluarga. Hingga Agustus mendatang, pemerintah menargetkan 1.655 unit rumah telah berdiri untuk para pengungsi itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sutopo berkata, untuk merealisasikan relokasi tahap kedua, lahan tapak rumah seluas 250 hektar telah tersedia di Desa Siosar, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo. Namun penyediaan lahan relokasi yang dapat menampung 2.053 kepala keluarga itu tidak ternyata belum menyelesaikan persoalan.

"Karena tidak tersedia lahan usaha tani, masyarakat tidak bersedia direlokasi," ucap Sutopo.
Di sisi lain, kata Sutopo, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah memberikan lahan area penggunaan lain seluas 6.300 hektar untuk pemukiman dan lahan pertanian baru para pengungsi.

Faktanya, lahan itu ternyata juga bermasalah. "Di lapangan, lahan ini semua sudah dikuasai pihak lain," ujar Sutopo.

Saat ini, opsi yang dimunculkan BNPB dan pemerintah lokal adalah pemberian izin pakai kawasan hutan seluar 750 hektar untuk menampung sekitar 1.271 kepala keluarga korban letusan Sinabung.
Korban Letusan Sinabung Terancam Terus Berada di PengungsianMayoritas penduduk di sekitar Gunung Sinabung menggantungkan hidup pada hasil pertanian dan perkebunan. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)

Berdasarkan catatan, rencana relokasi korban Sinabung beberapa kali memicu pertikaian antara warga asli di lahan relokasi dan sejumlah kelompok pengungsi. Unjuk rasa pengungsi di kantor Bupati Karo bahkan menelan korban jiwa, Oktober silam.

Sinabung yang tak beraktivitas setelah ribuan tahun, untuk pertama kali meletus kembali pada 2010. Letusan itu kembali berulang tiga tahun kemudian.

Sejak saat itu, aktivitas vulkanik Sinabung tinggi. Ribuan masyarakat diungsikan dari area terdampak letusan.

Pemerintah menyiapkan tiga tahap relokasi. Yang pertama mencakup 370 kepala keluarga, telah teralisasi. Relokasi tahap ketiga ditargetkan memindahkan 1.050 kepala keluarga.
(abm/yul)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER