Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah partisipan dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 01 Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat yang digelar hari ini (19/2) diprediski menurun.
Lurah Utan Panjang Ety Kusmiati menyebut menurunnya jumlah partisipan lantaran tidak semua formulir C6 sampai ke tangan warga.
Dari 601 DPT, diketahui hanya 331 formulir C6 yang sudah diterima warga. Sedangkan 270 sisanya dikembalikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baru dapat kabar kemarin sore kalau pemungutan suara harus diulang. Jadi kan formulir itu harus ditulis dulu, dan baru disebar jam 7 malam," kata Ety, di Jakarta, Minggu (19/2).
Meski begitu, Ety sudah memberikan arahan kepada ketua RT setempat untuk ikut serta mengajak warga terlibat dalam pencoblosan ulang.
"Kami juga memandu RT agar turut mengimbau warga, kami juga sudah mengumpulkan para RT semalam untuk mengajak warganya menggunakan hak pilih," jelasnya.
Menurut Ety, pada pemungutan suara pada 15 Februari lalu, warga yang datang menggunakan hak pilihnya berjumlah 442 dari 601 jumlah DPT di TPS tersebut.
Pada pemungutan suara pertama tersebut, dimenangkan oleh pasangan calon nomor urut 1 Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Syaiful Hidayat.
PSU di TPS 01 Utan Panjang dilakukan atas rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta.
Untuk itu, Bawaslu juga turut hadir dalam PSU yang dilakukan di TPS 01 Utan Panjang, Kemayoran untuk mencegah pelanggaran tidak terjadi lagi.
Menurut Koordinator Divisi Hukum, Penindakan, dan Pelanggaran Bawaslu DKI Jakarta Muhammad Jufri, PSU dilakukan karena ada dua orang mencoblos menggunakan C6 atau undangan milik orang lain.
"Saksi mengenal nama yang digantikan itu. Setelah selesai mencoblos, saksi curiga, kemudian lapor ke Panwas," jelas Jufri.