Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah wilayah di Indonesia seperti Bekasi, Cirebon, Gresik, hingga Minahasa dilanda banjir pada Minggu (19/2) malam akibat tingginya curah hujan di wilayah tersebut. Di Manado, Minahasa, dan Minahasa Utara, hujan deras yang mengguyur selama satu jam menyebabkan tiga kelurahan yakni Ternate Tanjung, Mahawu, Bailang, terendam air.
"Sampai malam ini, Kelurahan Mahawu, Bailang dan Ternate Tanjung yang merupakan daerah rawan bencana, masih digenangi air dengan ketinggian sampai satu meter," kata petugas lapangan BPBD Manado, Lee Bawole di Manado, semalam.
Bawole mengatakan, semua tim BPBD yang terjun ke lapangan mulai mengevakuasi warga di wilayah Ternate Tanjung, Kecamatan Singkil, sebab air di daerah aliran sungai (DAS) Tondano terus mengalami peningkatan.
"Di Kelurahan Ternate Tanjung sekitar 50-an rumah sudah dimasuki air dengan ketinggian antara 0,6 sampai satu meter," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan di Mahawu, wilayah Kecamatan Tuminting dan Bailang Kecamatan Bunaken, air sudah naik sejak siang hari dengan ketinggian berkisar antara 0,5-1 meter.
Hingga Minggu malam, kata Bawole, air belum juga surut, bahkan cenderung naik karena di wilayah Kabupaten Minahasa hujan masih terus turun sehingga warga yang mengungsi diminta bertahan di tempat pengungsian.
"Kami sudah mengingatkan warga, jika memang tidak ada hal yang sangat diperlukan, dilarang kembali ke rumah yang airnya masih tinggi, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Di hari yang sama, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Sudarna mengungkapkan bencana banjir yang terjadi sejak Rabu (15/2) di Cirebon bagian timur telah menyebabkan tujuh kecamatan terdampak.
"Banjir kemarin itu akibat intensitas hujan tinggi serta kiriman air dari daerah hulu yang mengakibatkan sungai meluap," ujar Sudarna.
Banjir saat ini sudah surut. Warga sudah mulai membersihkan perabotan mereka yang terendam banjir dan membersihkan rumah dari lumpur yang terbawa saat banjir.
Namun, sejak Minggu warga di tujuh kecamatan yang terkena banjir masih membutuhkan pasokan air bersih karena air sumur mereka belum bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum, mandi, dan memasak.
Sudarna mengatakan, BPBD Kabupaten Cirebon masih mendata kerugian yang ditimbulkan akibat banjir tersebut. Dari data sementara yang ia punya, ada beberapa jembatan yang putus seperti di Lemahabang, karena terjangan air yang deras.
Sebelumnya, di Kota Bekasi hujan deras yang mengguyur sejak Minggu pagi pukul 04.00 WIB juga membuat ribuan rumah warga terendam banjir dengan ketinggian 50 cm hingga 1 meter.
"Banjir kali ini menyergap sejumlah pemukiman warga yang berada di lahan yang konturnya cekung," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kota Bekasi, Asep Haryanto, di Bekasi.
Pemukiman penduduk yang tergenang air di antaranya Perumahan Taman Narogong Indah, Pondok Hijau Permai, Perumahan Duren Jaya, Perumahan Dosen IKIP.
Banjir juga terpantau menyergap Jalan Raya KH Noer Alie, Kalimalang, dengan ketinggian sekitar 40 cmsehingga membuat ruas jalan yang menghubungkan Kota Bekasi dengan DKI Jakarta tersebut mengalami kemacetan panjang.
"Jalannya sempat terputus dan kendaraan diarahkan melalui jalan alternatif Bintara," kata Asep.