Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi 212 di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, tetap digelar pagi ini meski di bawah guyuran hujan deras. Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam BEM PTM Zona III dan massa dari FUI berdemo mengajukan sejumlah tuntutan.
Salah satu tuntutannya adalah mendesak MPR menggelar sidang istimewa. "Kami menuntut MPR RI untuk melakukan sidang istimewa untuk kembali ke UUD 1945 naskah asli," kata Koordinator BEM PTM, Suparman kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (21/2).
Suparman menuturkan para mahasiswa sudah berkumpul sejak pukul 03.00 WIB dan mulai berjalan ke Gedung DPR/MPR pukul 06.00 WIB.
Selain menuntut Sidang Istimewa MPR, massa BEM PTM juga menuntut pemerintah menjamin kebebasan mengeluarkan pendapat di Indonesia. Suparman menyatakan bahwa penyampaian aspirasi mahasiswa bukan tindak kriminal sehingga harus dilindungi oleh pemerintah
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BEM PTM juga menuntut pemerintah menegakkan keadilan terkait status Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Kami menuntut supremasi hukum. Supremasi hukum di Indonesia tidak boleh tebang pilih, termasuk dalam sengketa Gubernur DKI Jakarta," kata Suparman kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (21/2).
Aksi massa ini diberi nama Aksi 212, merujuk pada tanggal hari ini, 21 Februari. Nama ini juga serupa dengan nama aksi pada 2 Desember 2016 lalu.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal FUI Al Khatath menyatakan aksi 212 akan dihadiri sekitar 10 ribu orang dari Jakarta dan luar Jakarta. Namun Koordinator Lapangan Bernard Abdul Jabbar mengatakan, jumlah massa bisa saja bertambah berkali-kali lipat dari estimasti itu.
(wis)