Berbagi Duka di Posko Pengungsi Banjir Jakarta

Marselinus Gual | CNN Indonesia
Rabu, 22 Feb 2017 10:24 WIB
Di balik kesulitan para pengungsi banjir Cipinang Melayu, Jakarta, terdapat solidaritas antar warga yang membuat mereka mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Warga tidur di posko pengungsian korban banjir di Masjid Universitas Borobudur di Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makassar, Jakarta, Senin (20/2). (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua perempuan paruh baya, Mayani (54) dan Siti Salbiah (40) duduk di depan posko banjir masjid Universitas Borobudur, Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Mereka bercengkrama sembari menunggu jatah makan yang dibagikan petugas dan relawan di posko itu. 

Siti dan Mayani dievakuasi oleh petugas dari kediaman mereka di RT 05 dan RT 07, Cipinang Melayu, Selasa (21/2) kemarin.  Mayani dan Siti sempat bertahan dua jam di lantai dua rumah mereka saat banjir menyerbu. Banjir yang tak kunjung reda membuat mereka mengambil keputusan meminta pertolongan.

"Saya menangis dan berteriak kepada petugas, mereka pun datang menjemput saya. Saya lapar sekali," kata Mayani kepada CNNindonesia.com, Selasa (21/2).
Siti, Mayani dan ratusan warga Cipinang Melayu mendapatkan bantuan saat banjir menyerbu Selasa kemarin. Posko bencana banjir di Cipinang Melayu yang terbentuk sejak pertengahan Februari lalu memberikan makanan, minuman dan obat kepada warga sembari menunggu banjir menyurut. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti apa aktivitas dapur umum di posko ini?
Berbagi Duka di Posko Pengungsi Banjir JakartaAktivitas dapur umum di posko pengungsi banjir. (CNN Indonesia/Marcelinus Gual)
Para relawan di dapur umum bekerja di bawah terpal biru di sebelah kiri Masjid Universitas Borobudur. Dua buah periuk besar terlihat mengepul di atas dua kompor gas lima kilogram.

Beberapa orang perempuan terlihat sibuk mengemas makan malam. Sementara itu, ratusan bungkus makanan jadi baru saja turun dari sebuah truk pick up.

"Sebentar lagi akan dibagikan kepada warga," kata Ratna, 53, warga RT 04 Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
Ratna menyebutkan sekitar 20 perempuan lain terlibat dalam di dapur umum. Mereka bahu-membahu menyiapkan makan dan minum bagi korban banjir.

Ratna mengatakan logistik makanan sangat cukup untuk korban pengungsian. "Di sini makan tiga kali sehari. Intinya kami tidak kekurangan sejauh ini," cerita Ratna.

Untuk sekali makan, kelompok ibu-ibu ini menghabiskan delapan liter beras. Lauk yang disediakan terbatas pada telur dan mie instan. 

Ratna mengatakan makanan jadi berupa masakan Padang diberikan korban banjir, apabila datang bantuan dari donatur. "Bantuan itu datang silih berganti. Sejak Kamis lalu sudah ada bantuan," kata dia.

Sebagai posko terbesar di kawasan Cipinang Melayu, posko masjid Universitas Borobudur menjadi pusat penerimaan bantuan. Para relawan juga mengirimkan bantuan kepada warga yang masih bertahan di rumah. 

Bantuan di antaranya datang dari warga yang tak terkena banjir yang masih tinggal di kawasan Cipinang Melayu. Lia Basliah (46), misalnya warga RT 06 RW 02 ini membantu menyediakan makanan dan minuman.
"Kami seperti keluarga karena setiap tahun RW 03 dan RW 04 selalu banjir," cerita Lia.

Ratna dan Lia bertugas menyiapkan sayur dan lauk. Keduanya terlihat akrab satu sama lain. Sembari berbalas guyonan, tangan keduanya cekatan memindahkan telur dan mie ke dalam bungkusan nasi.

"Biar warga tidak lapar sampai air benar-benar surut," kata Ratna. (wis/yul)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER