Pelaku Teror Bandung Pernah Tinggal di Purwakarta

Suriyanto | CNN Indonesia
Selasa, 28 Feb 2017 17:09 WIB
Yayat Cahdiyat diketahui pernah terlibat pelatihan militer di Aceh dan sempat dipenjara. Ia tewas ditembak kemarin setelah meledakan bom panci.
Yayat Cahdiyat, pelaku teror di Bandung diketahui warga Purwakarta. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyatakan pelaku teror di Bandung, Jawa Barat, Yayat Cahdiyat merupakan salah satu warga yang tinggal di wilayahnya. Dedi mengatakan setelah mengetahui kartu tanda penduduk yang ditemukan di tubuh Yayat beralamat di Purwakarta, segera mencari tahu soal itu.

Dedi mengatakan dia segera menghubungi Ketua RT 01/06 Kampung Sukamulya, Kelurahan Ciseureuh, alamat yang menjadi tempat tinggal Yayat sebelum ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror dan divonis Pengadilan Jakarta Barat tahun 2015.
"Yayat itu memang ber-KTP Purwakarta. Saya sudah cek," kata Dedi di Purwakarta, Selasa (28/2) seperti diberitakan Antara.

Namun selama ini Yayat tidak tinggal di Purwakarta dan warga sekitar juga kurang mengenal Yayat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belakangan Yayat diketahui sebagai residivis kasus terorisme yang pernah terlibat dalam pelatihan militer di Aceh. Dedi pun mengklaim menelepon mantan terpidana teroris jaringan Aceh, Agus Marshal yang tinggal di Desa Cibening, Bungursari, Purwakarta.

"Pak Agus mengatakan kalau Yayat ini kawannya waktu pelatihan di Aceh, tapi dia tidak tahu sekarang Yayat tinggal dimana," katanya.
Data dari Polres Purwakarta, Yayat diketahui tidak kembali ke Purwakarta setelah menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang.

Yayat memilih Kabupaten Bandung sebagai tempat tinggal baru.

Sementara itu mantan terpidana teroris Agus Marshal mengaku pernah berlatih militer di Aceh bersama Yayat.

"Dulu itu, Yayat pernah satu tim dengan saya, terlibat jaringan Aceh dalam sebuah pelatihan militer," katanya

Namun setelah penangkapan peserta pelatihan militer oleh Densus 88, Agus mengaku tak tahu keberadaan Yayat.
"Dia memang pernah masuk tim saya. Tetapi setelah penangkapan jaringan Aceh sekitar tahun 2012, tidak ada lagi komunikasi," katanya.

Agus sendiri setelah keluar penjara memilih kembali ke masyarakat dan hidup normal. Ia mengaku pernah mendapat tawaran kembali untuk melakukan aksi radikal namun ditolaknya.

"Sekarang sangat banyak pertimbangan untuk melakukan hal-hal seperti dahulu," kata Agus. (sur/yul)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER