Polri Duga Halmahera Hendak Dijadikan Pusat Kelompok Teror

CNN Indonesia
Jumat, 24 Mar 2017 22:04 WIB
Kelompok teroris yang berafiliasi dengan jaringan di Filipina menyiapkan Halmahera, Maluku Utara sebagai pusat pelatihan terorisme menggantikan Poso.
Aparat TNI saat berjaga di Poso, Sulawesi tengah pada 2016 lalu. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mabes Polri menduga komplotan terduga teroris berupaya menjadikan Halmahera, Maluku Utara, sebagai basis baru pelatihan terorisme. Kelompok teroris kini kesulitan bergerak di Poso, Sulawesi Tengah, setelah aparat semakin meningkatkan pengamanan di wilayah itu.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Hubungan Permasyarakatan Mabes Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan informasi ini terkuak setelah polisi menangkap delapan terduga teroris, Kamis (23/3) kemarin. 

"Kalau dari keterangannya mereka ingin memindahkan kamp Poso ke Halmahera dan ingin mendirikan lokasi pelatihan di sana," kata Martinus di Mabes Polri, Jumat (24/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Martinus menyatakan belum mendapat informasi mendalam terkait alasan delapan terduga teroris ini menjadikan Halmahera sebagai pusat latihan baru setelah Poso.

"Nanti ya, penyidik masih mendalami," kata dia.

Pada kamis kemarin, Densus 88 menangkap Suryadi Mas'ud alias Abu Ridho, Bambang Eko Prasetyo, Mulyadi, dan Adi Jihadi. Pada hari yang sama, Densus mengamankan Nanang Kosim, Achmad Supriyanto, dan Icuk Pamulang Abdul Majid.
Martinus menjelaskan, Suryadi Maas'ud dan Nanang Kosim diduga kuat sebagai pemimpin dalam rencana mendirikan markas baru di Halmahera itu. Nanang tewas dalam penyergapan di Ciwandan, Banten.

Keduanya disebut sudah lama bergabung dengan kelompok teroris Filipina Selatan. Kemampuan mereka dalam merakit bom dan mengadakan pelatihan militer mengindikasikan mereka terlibat lama dengan kelompok Filipina.

"Beberapa orang dari kelompok ini (Suryadi dan Nanang) melakukan pelatihan di Filipina. Mereka memiliki cukup koneksi yang di antaranya dengan pelatihan, membeli senjata dan bertukar infomasi. Ini jadi bagian koneksi dengan kelompok teror di Filipina," katanya.

Martinus juga menjelaskan kedelapa terduga teroris ini merupakan bagian dari jaringan Rio Priatna yang memiliki koneksi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Kelompok ini berbaiat kepada Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
"Iya mereka ini jaringan JAD dan berhubungan dengan kelompok teror di Filipina Selatan," katanya.

Penangkapan delapan terduga teroris di wilayah Jawa Barat Kamis kemarin dilakukan di tempat yang berbeda. Awalnya polisi mengamankan komplotan Suryadi Mas’ud di wilayah Bekasi, Jawa Barat.

Mendengar terjadi penangkapan di Bekasi, kelompok Nanang Kosim dan tiga kawannya berupaya melarikan diri dengan menggunakan dua unit mobil.

Namun dalam pengejaran dari arah Anyer ke Ciwandan, Densus 88 menghentikan keempatnya. Sempat terjadi perlawanan dari Nanang dan Achmad. Nanang tewas, sementara Achmad luka di kaki dan tangan.

"Mereka berusaha kabur karena ada penangkapan di Bekasi paginya," kata Martinus.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER