Usai Normalisasi Sungai, Pemerintah Janji Tak Pasang Turap

CNN Indonesia
Jumat, 31 Mar 2017 01:23 WIB
Sekitar 25-30 persen dari total 19 kilometer sungai Ciliwung dari Jembatan Gedong TB Simatupang hingga Pintu Air Manggarai tak akan dipasang turap.
Sekitar 25-30 persen dari total 19 kilometer sungai Ciliwung dari Jembatan Gedong TB Simatupang hingga Pintu Air Manggarai tak akan dipasang turap. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Teuku Iskandar berjanji, akan menjaga keasrian sungai Ciliwung, meski telah dinormalisasi. Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane merupakan salah satu penanggungjawab pelaksanaan proyek normalisasi sungai di ibukota.

Hal tersebut ia sampaikan usai menyusuri salah satu sungai terbesar yang melintas di kota Jakarta tersebut bersama Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono, pada Kamis (30/3).

Iskandar mengungkapkan, setidaknya, ada 25 hingga 30 persen bagian dari total 19 kilometer Sungai Ciliwung dari Jembatan Gedong TB Simatupang, Kelurahan Tanjung Barat, Jakarta Selatan hingga Pintu Air Manggarai yang tak akan dipasangi turap atau dinding beton demi menjaga keasrian daerah tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu, masalahnya di Kampung Pulo kalau tidak kami bangun turap, jalanan Jatinegara bisa habis terkikis air. Tetapi, ada juga beberapa bentang alam yang bisa dipertahankan. Selama masih bisa dipertahankan, ya kami pertahankan, seperti di Condet, Jakarta Timur," ujarnya, Kamis (30/3).

Alasannya, ia melanjutkan, lantaran sebagian besar bibir sungai yang membelah kawasan padat penduduk di wilayah Condet masih terjaga oleh batu cadas. Batu cadas sendiri adalah tempat tinggal alami bagi hewan amphibi yang hidup di air dan darat, seperti biawak.

Hal tersebut terbukti saat Iskandar dan Sumarsono tengah menyusuri Sungai Ciliwung pagi ini. Soni, sapaan Sumarsono sendiri sempat kaget ketika menemui biawak dengan ukuran cukup besar muncul di salah satu sisi Sungai Ciliwung pagi ini.

"Biawak yang belakangan langka, sekarang sudah kembali. Ini salah satu bukti bahwa bentang alam yang ada adalah habitat terbaik," kata Iskandar.

Adapun wilayah bibir Sungai Ciliwung lainnya yang menurut Iskandar tidak akan diganggu keasriannya dengan pembangunan turap adalah kawasan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatab. Pembangunan terkait jalur inspeksi atau saluran air nantinya akan dipikirkan sedemikian rupa agar tidak mengganggu bentang alam lingkungan tersebut.

"Jadi, prinsipnya, tetap menjaga kelestarian lingkungan. Kawasan-kawasan tersebut tidak akan kami sentuh beton. Kalaupun dilakukan, karena terpaksa, misal karena kondisi tanah yang labil," jelasnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER