Jakarta, CNN Indonesia -- Adik kandung Andi Agustinus alias Andi Narogong, Vidi Gunawan, mengaku tak tahu sumber dana yang digunakan kakaknya untuk bagi-bagi uang proyek e-KTP. Menurut Vidi, kakaknya selama ini selalu bersikap tertutup jika menyangkut persoalan uang.
"Saya enggak tahu kalau soal uang. Kakak saya tidak terbuka," ujar Vidi saat menjadi saksi dalam sidang kasus dugaan korupsi proyek e-KTP di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (3/4).
Vidi menyebut, Andi selama ini hanya berbisnis kaos. Kakaknya itu telah terbiasa menerima pesanan dalam jumlah besar. Namun, menurutnya, baru kali ini Andi menangani proyek besar seperti e-KTP.
"Yang saya tahu tadinya kakak saya mau gabung (proyek e-KTP). Tapi akhirnya enggak jadi," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vidi juga mengaku pernah diminta Andi menyerahkan uang pada staf Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Yosef Sumartono. Namun ia tak tahu sumber uang tersebut.
Dari keterangan Yosef, penyerahan uang dari Vidi diberikan di sejumlah tempat dengan jumlah yang berbeda-beda. Penyerahan uang pertama dilakukan di Mall Cibubur Junction sebesar US$500 ribu.
Uang berikutnya diserahkan di toko Holland Bakery Kampung Melayu sebesar US$400 ribu, di SPBU Bangka Raya sebesar US$200 ribu, dan SPBU AURI Cibubur sebesar US$400 ribu. Uang itu, menurut Yosef, akan diberikan pada terdakwa kasus e-KTP, Sugiharto.
Namun Sugiharto membantah tudingan tersebut. Menurutnya, uang itu akan diberikan pada anggota fraksi Hanura Miryam S Haryani.
"Pengambilan uang dari Vidi itu suruhan Andi. Jadi US$400 ribu itu, Rp1 miliar diantar saudara (Yosef) sendiri. Kemudian US$100 ribu saya antar ke Bu Miryam. Sisa US$100 ribu dan US$200 ribu dari Paulus Tanos diantar sendiri ke rumah Bu Miryam. Kemudian US$500 ribu dari Vidi saya antar ke Bu Miryam," ujar Sugiharto.
Pada persidangan yang sama, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin mengungkapkan soal bagi-bagi uang kepada sejumlah pihak terkait proyek e-KTP. Nazaruddin mengaku pernah berkunjung ke kantor Andi Narogong di kawasan Fatmawati, Jakarta beberapa kali.
Saat itulah, Nazaruddin melihat Andi memasukkan sejumlah uang ke amplop yang masing-masing telah diberi nama calon penerima.