BNPB Ungkap Alasan Sulit Cari Korban Longsor Ponorogo

CNN Indonesia
Senin, 03 Apr 2017 21:38 WIB
BNPB bersama Badan Informasi Geospasial dan Badan Geologi menerbangkan drone atau pesawat tanpa awak untuk memetakan daerah longsor di Ponorogo.
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban yang tertimbun longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (2/4). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan salah satu alasan yang membuat Tim SAR sulit mencari korban yang tertimbun longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, retakan di perbukitan yang terbentuk pada 11 Maret 2017, terus melebar sehingga terjadi longsor pada 1 April lalu. Dari mahkota, longsor meluncur menghantam dinding bukit di depannya.

"Ada perbedaan morfologi menyebabkan material longsor berbelok ke arah kiri meluncur dan menerjang permukiman mengikuti lereng. Jarak antara mahkota longsor dengan titik terakhir landaan longsor sekitar 2 kilometer, lebar landaan 200 meter, dan tebal longsor 20 meter. Ini salah satu yang menyebabkan sulit mencari korban tertimbun longsor,” Sutopo menjelaskan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, BNPB bersama Badan Informasi Geospasial dan Badan Geologi menerbangkan drone atau pesawat tanpa awak untuk memetakan daerah longsor untuk membantu kaji cepat operasi tanggap darurat. Peta ini digunakan untuk menjelaskan lebih detil mengenai luas dan dampak longsoran.
Selain itu, lanjutnya, dengan pemetaan detil melalui drone dapat dilihat secara langsung kemungkinan daerah lain berpotensi longsor susulan.

Hasil pemetaan dan survai menunjukkan, jenis longsor di Ponorogo adalah longsor translasi. Yaitu yang disebabkan oleh pergerakan massa tanah dan bebatuan yang terdapat di bidang gelincir berbentuk rata.

Tim SAR gabungan hari ini menemukan satu orang korban tertimbun longsor hari ini, Senin (3/4). Berarti, Tim SAR masih cari 25 korban lainnya yang hingga kini diduga masih tertimbun longsor.

Korban yang baru ditemukan berada di sektor C pukul 14.10 WIB atas nama Sunadi (47). Sutopo mengatakan, berarti tiga orang korban meninggal dunia telah ditemukan yaitu Katemi (70), Iwan Danang Suwandi (30) dan Sunadi (47).

Di antara 25 orang masih hilang tertimbun longsor, ada bocah berusia tiga dan lima tahun, sementara yang lainnya di rentang usia 17 hingga 60 tahun.
“Proses evakuasi dihentikan pada Senin siang pukul 14.30 WIB karena hujan deras. Hujan yang berintensitas tinggi menghambat proses pencarian korban longsor,” ujar Sutopo.

Selain itu, lanjut Sutopo, Tim SAR juga terkendala luasnya lokasi landaan longsor, keterbatasan peralatan, serta komunikasi dan potensi longsor susulan.

Personel yang terlibat dalam penanganan bencana tanah longsor ini melibatkan 1.640 orang, antara lain TNI 200, Polri 200, Basarnas 45, BPBD 100, Tagana 100, Pemkab dan Tim kesehatan 600, relawan 350, serta Perhutani 45 orang.

Sementara itu, penanganan pengungsi masih terus dilakukan. Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Ponorogo, ada 178 pengungsi yang tersebar di rumah-rumah penduduk.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER