Jakarta, CNN Indonesia -- Komisaris Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Sutiyono diketahui mendatangi salah satu rumah warga penolak pabrik semen di Desa Tegaldowo, Rembang, Jawa Tengah terkait konflik antara perusahaan milik negara itu dengan warga.
Muhammad Isnur, Ketua Advokasi YLBHI yang mendampingi warga, mengatakan kedatangan itu dilakukan pada Kamis (6/4) lalu. Pada akhir Maret, PT Semen Indonesia mengangkat mantan Kepala BIN itu sebagai komisaris utama perseroan.
“Kedatangan komisaris baru PT Semen Indonesia ini tentu saja mengundang pertanyaan warga. Apalagi di hadapan warga dia masih mengaku sebagai orang pemerintah, meminta warga menghentikan perlawanan,” kata Isnur dalam keterangan pers, Jumat (7/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan Sutiyoso juga dalam kunjungan itu meminta warga untuk berhenti mempermasalahkan PT Semen Indonesia.
Dalam rilis itu juga
dilampirkan foto antara Sutiyoso yang bertemu dengan Joko Prianto, petani sekaligus Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng dan Yu Sutinah, salah satu perempuan petani Rembang.
Isnur mengatakan pihaknya menilai kedatangan Sutiyoso merupakan cara halus agar warga tak melanjutkan perlawanan terhadap pabrik semen.
Diketahui, nasib penambangan dan pabrik semen di Rembang sendiri akan ditentukan oleh hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Pada akhir Maret, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar dikabarkan melaporkan KLHS Pegunungan Kendeng ke Presiden Joko Widodo.
Sejumlah aksi penolakan dilakukan para petani Rembang untuk melawan penambangan dan operasi pabrik semen. Salah satu hal yang dilakukan adalah melakukan aksi cor kaki di depan Istana Kepresidenan pada Maret lalu.
Tak Ada KesepakatanKetika dihubungi, Sutiyoso menuturkan dirinya bertemu dengan pihak yang pro maupun yang kontra dengan pabrik semen tersebut. Walaupun demikian, dia menegaskan dalam pertemuan itu tak ada kesepakatan.
“Tidak buat kesepakatan karena saya hanya mencari masukan dari semua pihak,” kata Sutiyoso kepada CNNIndonesia.com, hari ini.
Dia juga membantah bahwa dirinya meminta para petani Rembang untuk menghentikan perlawanan terhadap BUMN tersebut. “Saya tidak pernah ngomong kayak gitu. Tanya saja kepada yang hadir waktu itu,” kata dia.