Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadikan insiden penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior Novel Baswedan sebagai bahan evaluasi untuk pengamanan pegawainya. Ke depan, lembaga antirasuah tersebut berencana meningkatkan sistem perlindungan untuk seluruh punggawanya.
"
Concern-nya adalah perlindungan terhadap pegawai KPK yang menjalankan tugasnya. Apakah itu penyidik, penuntut umum, atau pegawai KPK," kata Juru Bicara KPK, Febri Diansyah di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Selasa (11/4).
Febri menyatakan, KPK sebenarnya sudah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pengamanan para pegawainya. Namun, kata Febri, setelah insiden yang dialami Novel, KPK akan memperkuat mitigasi risiko.
"Saya kira apa yang terjadi pagi ini semakin membuat kita melihat kembali, bagaimana mitigasi risiko yang perlu kita lakukan ke depan dengan lebih kuat," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang kami lebih meningkatkan hal tersebut, setelah apa yang terjadi pagi ini cukup mengagetkan bagi KPK," tutur Febri.
Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan telah berbicara kepada Polri soal peningkatan keamanan bagi pegawai KPK.
Pembicaraan belum sampai ke teknis pengamanan. Agus mengatakan, teknis itu salah satunya menyangkut jumlah personel pengamanan untuk tiap-tiap pegawai KPK.
"Nanti ada, memang kerjasamanya dengan Kapolri kan kita," kata Agus
Sementara itu, mantan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto mengatakan, SOP yang sudah dimiliki lembaga superbodi itu butuh dievaluasi.
Bambang memberikan contoh, bila penyidik yang menangani kasus dugaan korupsi yang berpotensi memunculkan serangan balik perlu dilindungi secara berlapis.
Tak hanya itu, mereka-mereka yang memegang kasus sensitif dilarang menggunakan motor saat beraktivitas.
"Misal disetiap penyidikan yang dilakukan kasus potensi yang punya serangan balik harus ada double cover untuk mereka. Misal mereka enggak lagi pakai motor, rumahnya dijaga. Harus ada SOP," tutur Bambang.
Bambang, yang pernah mengalami kriminalisasi menilai tindakan teror kepada Novel mengancam upaya pemberantasan korupsi. Dia pun meminta pimpinan KPK dan jajarannya untuk membuktikan bahwa teror subuh tadi tak berdampak apa pun.
"Pimpinan KPK harus membuktikan. Salah satu yang bisa menjawab (teror ini) adalah pimpinan KPK dan strukturtural bahwa teror ini tak berdampak apa pun dalam pemberantasan korupsi," ujarnya.