Jakarta, CNN Indonesia -- Eko Julianto, 26, salah seorang warga Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengungkapkan ciri-ciri pelaku penyiram cairan yang diduga air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Menurut Eko, ada dua orang pelaku; satu orang bertubuh tinggi kurus, mengenakan jaket kulit berwarna hitam dan helm full face, sementara perawakan yang satunya lebih gemuk.
"Rambutnya ikal, agak berwarna. Pakai jaket jeans lusuh. Memang enggak pakai helm, tapi saya tidak lihat jelas wajahnya," kata Eko saat ditemui usais salat Isya berjamaah di Masjid Jami Al-Ihsan, Selasa (11/4) malam.
Dini harinya, Novel diserang oleh pelaku tak dikenal usai salat subuh di masjid tersebut. Mereka menyiram cairan keras di sekujur wajahnya.
Mantan Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Daerah Bengkulu itu kerap menangani kasus besar, seperti dugaan korupsi proyek pengadaan e-KTP yang saat ini sedang dipersidangkan.
Novel sempat dihadirkan ke persidangan terdakwa Irman dan Sugiharto untuk dikonfrontir dengan mantan anggota Komisi II DPR dari Fraksi Hanura Miryam S Haryani.
Menurut Eko, kedua orang yang diduga menyerang penyidik senior KPK itu duduk berjaga di sebuah bangku keramik sekitar 50 meter dari lokasi kejadian, sebelum adzan Subuh berkumandang. Hal itu, kata Eko, memang sempat mengusiknya.
Namun, ia justru tidak menaruh rasa curiga sama sekali.
"Pelaku menggunakan motor matic besar berwarna hitam. Tapi saat itu, yang tinggi dan menggunakan helm terlihat fokus memperhatikan rumah Pak Novel," ujarnya.
Sementara itu, Ketua RT 003 RW 010 Kelurahan Pegangsaan Dua Wisnu Broto menyayangkan kurangnya pengamanan dari aparat keamanan terhadap Novel belakangan ini.
Padahal, kasus mega korupsi e-KTP yang ditangani Novel menyeret nama-nama elite politik pemerintahan.
Hal tersebut, ujarnya, jauh berbeda ketika Novel menjadi penyidik untuk kasus korupsi simulator SIM yang melibatkan Kepala Korps Lalu Lintas Mabes Polri Inspektur Jenderal Djoko Susilo serta Wakorlantas Brigadir Jenderal Didik Purnomo, pada 2012 silam.
"Dulu dijagain sama marinir, dengan senjata lengkap. Kalau salat Subuh selalu dikawal. Sekarang enggak dijagain sama sekali," ujarnya.
 Suasana di sekitar rumah Novel tampak sepi malam hari setelah kejadian. (CNN Indonesia/Gusti M Anugerah Perkasa) |
Hasil Awal Penyelidikan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan pelaku mengenakan celana panjang, berjaket hitam dan mengenakan helm sebagai penutup wajah.
Hal itu didapatkan dari hasil penyelidikan awal para penyidik. Selain itu, kata Argo, petugas juga sedang menyelidiki jenis dan merk motor yang digunakan pelaku.
Argo belum bisa menyimpulkan apakah kedua pelaku termasuk profesional. Dia mengatakan temuan sementara ini akan disesuaikan dengan keterangan saksi-saksi.
"Belum bisa mengandai-andai, menduga duga. Yang penting harus sesuai fakta sesuai di lapangan," ucap Argo.
Dia juga mengatakan, Novel akan dimintai keterangan setelah dinyatakan sembuh oleh petugas kesehatan. Hingga saat ini, dia tengah mendapat perawatan intensif di Jakarta Eye Center (JEC), Menteng, Jakarta Pusat.