Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengharapkan revitalisasi 13 bangunan di kawasan Kota Tua, Jakarta, selesai dalam waktu kurang dari lima tahun. Hal itu diungkapkan dalam sambutan agenda diskusi "2017: Wajah Kota Tua yang Berubah" di Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta, Minggu (16/4).
"Kami harap tidak sampai lima tahun selesai semua ini (revitalisasi Kota Tua). Saya tidak mau 20 atau 30 tahun, lima tahun harus selesai," ujar Ahok.
Ahok mengatakan, proyek revitalisasi Kota Tua merupakan salah satu proyek prioritas milik Pemprov DKI sejak zaman Gubernur DKI Joko Widodo. Sebagi salah satu aset sejarah, Kota Tua merupakan kawasan yang memiliki nilai ekonomi tinggi bagi pendapatan daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Calon petahana dalam Pilkada DKI tahun ini tersebut menuturkan, Pemprov DKI mempercayakan sepenuhnya revitalisasi Kota Tua ke konsorsium pemenang proyek. Ia menilai, kerjasama antara Pemprov DKI dan konsorsium diyakini bisa mempercepat proses revitalisasi tersebut.
Lebih lanjut, Ahok menuturkan, selain merevitalisasi Kota Tua, pihaknya juga akan membangun sejumlah infrastruktur di sekitar Kota Tua. Dukungan infrastruktur lain itu dibangun untuk menunjang wasatawan domestik dan mancanegara ketika berwisata di Jakarta.
Sejumlah infrastruktur yang akan dibangun, yakni revitalisasi kali besar barat, jalur khusus menuju Kota Tua, revitalisasi museum bahari, dan kawasan cengkeh.
"Kalo tidak ada dukungan infrastruktur lain, ini tidak akan bisa jalan. Kami harus merapihkan," ujarnya.
Sementara itu, ia menyampaikan, Pemprov DKI juga akan kembali membangun Rumah Susun bagi para nelayan di atas tanah reklamsi seluas 10 hektare di Pantai Utara Jakarta. Ia menyebut, proses tersebut telah berjalan dan sudah dalam masuk dalam proses pembangunan tanggul untuk memperoleh pasir bagi proyek reklamasi.
Namun, ia mengklaim, proyek tersebut sedikit terhambat karena panasnya Pilkada DKI. Padahal, ia mengklaim, reklamasi tersebut nantinya akan menjadi tempat tinggal belasan ribu nelayan di Jakut dan sekitarnya.
"Kami butuh reklamasi 10 hektare lebih untuk Rusun bagi para nelayan. Tapi terhambat karena Pilkada. Saya kira semua berharap Pilkada selesai supaya ketegangan ini menghilangkan," ujar Ahok.
Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenpar Hiramsyah Sambudhy Thalib mengatakan, Kota Tua dan Pulau Seribu masuk ke dalam salah satu 10 kawasan destinasi pariwisata yang dikembangkan oleh pemerintah. Ia menilai, kontribusi pariwisata sangat berpengaruh bagi PDB pemerintah.
"Tahun 2015, sektor pariwisata penghasil devisa terbesar ke empat. Tahun 2019 diproyeksi nomor satu," ujar Hiramsyah.
Berdasarkan data Kemenpar tahun 2015, ia berkata, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jakarta mencapai tiga juta orang. Jumlah itu hampir sekitar 70 persen dari jumlah wisman yang datang ke Indonesia tahun 2015.
Oleh karena itu, ia menilai, dengan adanya revitalisasi Kota Tua diharapkan mampu meningkatkan kujungan wisman ke Indonesia mempengaruhi perekonomian di Jakarta dan negara.
"Ada peluang besar menjadikan Jakarta sebagai salah satu destinasi utama, salah satunya Kota Tua," ujarnya.
Sebelumnya, proyek revitalisasi Kota Tua mulai berjalan sejak tahun lalu. Proyek tersebut ditandai dengan kerja sama dengan produsen cat sebagai mitra kerja. Tahun ini, langkah yang sama juga dilakukan oleh Pemprov DKI, yakni menggandengan produsen cat sebagai salah satu peserta konsorsium.
Kota Tua merupakan salah satu aset sejarah milik DKI. Kawasan itu berdiri di zaman VOC saat dipimpin oleh Jan Pieterzoon Coen sekitar tahun 1600. Kala itu, Kota Tua merupakan kawasan administratif VOC.