Jakarta, CNN Indonesia -- Polri mengaku siap mengamankan proses pemungutan suara di putaran dua Pilkada DKI Jakarta pada 19 April mendatang. Untuk melakukan pengamanan itu, total personel gabungan yang diturunkan mencapai 65 ribu orang.
Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, jumlah personel pengamanan di hari pencoblosan tersebut lebih banyak dari yang pernah dikerahkan untuk mengamankan aksi bela Islam 212 jilid satu.
"Untuk pengamanan dikerahkan 65 ribu personel gabungan dari Polri, TNI, Pemda, dan Linmas. Itu sudah banyak dan lebih banyak dari 212," kata Tito saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Senin (17/4).
Menurut Tito, jumlah personel gabungan tersebut akan disebar di seluruh penjuru DKI Jakarta, termasuk di tempat pemungutan suara. Nantinya, personel akan terbagi antara yang menjaga TPS dan yang bersiaga menanti perintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Total TPS yang nanti dibuka saat hari pencoblosan berjumlah 13.034 dan Tito memerintahkan setidaknya satu personel polisi menjaga tiap-tiap TPS.
Itu artinya, jumlah personel Polri yang khusus mengamankan TPS ada di angka 13 ribuan personel dan itu belum ditambah dengan personel TNI yang juga diminta untuk membantu mengamankan TPS.
"Kami perkuat pengamanan di TPS, satu polisi, satu tentara, dan linmas. Jumlah TPS ada 13.034," katanya.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu menjelaskan, pengamanan ektra dilakukan di TPS karena muncul isu akan ada pengelompokan massa pada hari pencoblosan.
Menurut Tito, niat melakukan pengumpulan massa demi mengamankan jalannya pemungutan suara tak perlu dilakukan karena di TPS sudah ada sistem pengawasan sendiri, mulai dari Bawaslu, saksi independen, hingga media massa.
"Keberadaan massa yang terlalu besar di satu TPS pasti memberikan kesan intimidatif, itu tak boleh karena bisa memengaruhi prinsip kebebasan dan kerahasiaan pemilih," ujarnya.