Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal Syafruddin menyebut penyelesaian perkara penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan bukan hal sulit. Namun sudah dua pekan kasus ini terjadi, polisi belum juga menetapkan tersangka.
"Enggak (sulit)," kata Syafruddin di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (26/4).
Ia menyatakan, belum adanya pengungkapan lebih lanjut perkara karena masih dilakukan investigasi. Belasan saksi telah dimintai keterangan serta sejumlah barang bukti sudah dikantongi penyidik. Kasus ini ditangani oleh penyidik Polres Jakarta Utara dengan dibantu Polda Metro Jaya dan Bareskirm Polri.
Syafruddin mengaku tidak menerima laporan detail soal kelanjutan kasus ini. "Tidak bisa hal teknis lapor ke kami. Nanti bocor," kata mantan Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, ia menyatakan seluruh jajaran Polri sudah sepenuhnya menyelidiki perkara yang menimpa Novel. Salah satu buktinya adalah pembentukan tim khusus penyelidikan di Kepolisian.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan menuturkan, pelaku penyiraman terhadap Novel termasuk profesional. Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pelaku sudah menggambar sedetail mungkin lokasi melarikan diri agar tidak terekam kamera pengawas (CCTV).
Beberapa hari lalu, dua orang yang diduga terlibat penyiraman Novel sempat ditahan, namun dilepaskan kembali karena tidak ditemukan bukti yang kuat atas keterlibatan mereka.
Akibat penyiraman ini, Novel kini masih menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Singapura. Ia telah menerima sejumlah tindakan medis yakni pemeriksaan tekanan mata, analisis langsung terhadap dua bola mata, dan memberikan cairan kimia untuk mengetahui kondisi mata melalui indikator warna.